Nama : BANA GOERBANA KARTASASMITA
Lahir : Jakarta, 24 Agustus 1937
Agama : Islam
Pendidikan : -Sekolah Rakyat I Tagog, Cimahi (1950)
-SMP XI, Kebayoran Baru, Jakarta (1953)
-SMA 3, Jalan Setiabudhi, Jakarta (1956)
-FIPIA Universitas Indonesia, Bandung (1956 -- tidak selesai)
-Wichita State University, AS (B.S., 1962)
-Universitas Illinois, AS (M.S., 1968 dan Doktor, 1975)
Karir : -Dosen Matematika ITB (1976 -- sekarang)
-Sekretaris Komunikasi dan Kebudayaan ITB (1984 -- sekarang)
Kegiatan Lain : Ketua Himpunan Matematika Indonesia
Alamat Rumah : Jalan Karawitan 6, Bandung Telp: 411283
Alamat Kantor : Jalan Tamansari 64, Bandung Telp: 83047, 83048
|
|
BANA GOERBANA KARTASASMITA
Meskipun ayahnya seorang perwira tinggi, ia tidak tertarik untuk menjadi anggota ABRI. Selesai SMA di kota kelahirannya, 1956, anak sulung dari tujuh bersaudara keluarga Mayjen (Pur.) R. Didi Kartasasmita itu masuk FIPIA ITB. ; Tetapi, tidak sampai tamat di ITB, ia meneruskan kuliah di Universitas Illinois, AS, dan meraih gelar di sana, 1962. Sejak itu Bana menetap di AS.
Hidup di negeri orang membuat lelaki bertubuh sedang itu harus membanting tulang mencari nafkah sehari-hari, sambil meneruskan kuliah. Ia sempat bekerja pada laboratorium Universitas Wichita dan Universitas Stanford. Kemudian menjadi staf Administrasi KBRI di Washington DC, sebelum menjadi asisten pengajar bahasa Indonesia pada Universitas Illinois. Tiga tahun berikutnya, sejak 1973, Bana menjadi pengajar bahasa Indonesia pada Universitas Northern Illinois dan Universitas Wisconsin.Pada 1975, ia meraih gelar doktor untuk bidang pendidikan matematika dari Universitas Illinois dengan disertasi berjudul An Account of the History of Set Theory.
Pulang ke Indonesia setahun kemudian, Bana diterima sebagai dosen matematika, kemudian merangkap Sekretaris Komunikasi dan Kebudayaan Rektor ITB.
Menurut Bana, "Pengajaran matematika di tingkat dasar dan menengah di Indonesia baru pada tahap mengajar cara berpikir secara matematis. Belum ke arah pengembangan dan penelitian." Meski begitu, ia menilai keadaannya cukup menggembirakan. Untuk memacu perkembangan, ia menyarankan untuk memperbanyak jumlah guru matematika, yang saat ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah murid yang meningkat setiap tahun.
Hampir 20 tahun hidup di Amerika membuat Bana terbiasa bekerja keras, dan sangat menghargai waktu. Sebagai Sekretaris Rektor ITB merangkap dosen matematika ITB, Bana biasa tiba di kantor pukul 08.00, dan pulang menjelang senja. Setelah itu, "Saya pergunakan sisa waktu untuk anak dan istri," ujar Ketua Perhimpunan Ahli Matematika Indonesia itu. Di saat senggang, ia gemar main tenis dan melakukan kegiatan fotografi, yang disebutnya "hanya untuk kesenangan, bukan profesional."
Menikah dengan Narciska Rachiana -- dokter anak pada RS Hasan Sadikin, Bandung -- 1977, Bana dikaruniai seorang anak perempuan.
|