Nama : DIDIH WIDJAJAKUSUMAH
Lahir : Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Agustus 1929
Agama : Islam
Pendidikan : -SDN III, Jakarta (1942)
-SMPN II, Jakarta (1946)
-SMA PMIK, Jakarta (1949)
-Fakultas Teknik UI, Bandung (1956)
-Training Cement Plant Operation, AS (1957-1958)
Karir : -Direktur Muda PN Semen Gresik (1957-1963)
-Direktur-Administrasi/Pemasaran PN Kertas Padalarang (1963- 1-966)
-Dirut PN Peprida (1965-1971)
-Komisaris Utama PT BomawStork (1974-1978)
Kegiatan Lain : -Dirut PT Boma-Bisma-Indra (1971 -- sekarang)
-Ketua Jurusan Elektro ITS, Surabaya (1961-1963)
-Ketua Jurusan Elektro Universitas Trisakti, Jakarta (1969- 1971)
-Anggota Dewan Penyantun ITS, Surabaya (1985 -- sekarang)
Alamat Rumah : Jalan Perdatam 57, Jakarta Selatan Telp: 792117
Alamat Kantor : PT BomawBismawIndra Jalan Ngagel 155w157, Surabaya Telp: 60295
|
|
DIDIH WIDJAJAKUSUMAH
Perusahaan yang dipimpinnya kini, PT Boma-Bisma-Indra (BBI), konon kurang terpengaruh oleh resesi ekonomi. "Produksi kami malah meningkat," ujar Didih Widjajakusumah. Kebijaksanaan pemerintah yang mengutamakan pemakaian produksi dalam negeri diakuinya sangat membantu perusahaan suku cadang motor diesel dan cangkul itu.
Misalnya, sebelum impor cangkul dari RRC dibatasi, PT BBI sulit memasarkan produksi cangkulnya. Soalnya, cangkul buatan Cina lebih murah -- Rp 1.800 dibandingkan buatan BBI yang dijual Rp 2.200 per buah. Untungnya, saat itu, 1983, perusahaan negara dalam lingkungan Departemen Perindustrian itu menerima pesanan 115 ribu cangkul dari Departemen Transmigrasi.
Membawahkan sekitar 2.000 pandai besi yang tergabung dalam 19 koperasi, PT BBI sebenarnya terutama bertugas memproduksi barang tempaan suku cadang motor diesel. Pabriknya berpusat di Surabaya. Dalam membina perajin besi, BBI memproses baja bekas menjadi kepingan, yang dijual kepada perajin Rp 600 per bilah. Setelah kepingan itu diolah menjadi sabit, pacul, atau kapak, BBI membelinya kembali dengan harga Rp 2.100 per buah.Sebelum menjadi Direktur Utama PT BBI, Didih, pernah memimpin PN Peprida. Anak kedua dari 10 bersaudara Hanapi Widjajakusumah, bekas pegawai tinggi Departemen Perekonomian ini hampir selalu menjadi juara kelas sejak SD sampai SMA. Merampungkan studinya, pada jurusan elektro Fakultas Teknik UI (ITB) di Bandung dengan beasiswa pemerintah Didih kemudian dipekerjakan sebagai Manajer Pabrik, lalu Direktur Muda, PT Semen Gresik.
Pernah dikirim mendalami teknik pembuatan semen di AS, "Kehidupan dan cara kerja orang Amerika mempengaruhi cara kerja saya," kata Didih. Yaitu, "Memberi kebebasan kepada bawahan untuk berinisiatif, sambil tetap diawasi." PT BBI yang didirikan dengan modal pemerintah sejumlah Rp 4 milyar dan saham bank Rp 25 milyar itu memiliki omset Rp 20 milyar setahun.
Menikahi Runiasih, kelahiran Sumedang, Jawa Barat, adik kelasnya di ITB, Didih dikaruniai tiga anak. Anggota tim hoki Jawa Barat untuk PON III, 1953, ini sekarang melakukan senam yoga dan jogging.
|