Nama : DJUKARDI ODANG
Lahir : Leles, Jawa Barat, 8 Juni 1928
Agama : Islam
Pendidikan : -HIS, Madiun (1941)
-SMP, Bogor (1945)
-SMA, Bandung (1949)
-Fakultas Hukum & IPK UI, Jakarta (1956)
-Kursus Belajar Keterampilan Perdagangan Ekspor, Departemen Perdagangan (1971)
Karir : -Sekretaris Wali Kota Bogor (1945-1956)
-Tentara Pelajar di Ja-Bar (1947)
-RSTP, Rumah Sakit Tentara Pusat, Jakarta (1949)
-Guru pada Pusat Pendidikan Polisi Militer (1957)
-Sekretaris Menteri Negara Urusan Stabilisasi Ekonomi (1958)
-Sekretaris Menteri Produksi (1959-1960)
-Asisten Deputi Menteri Perdagangan (1966)
-Presdir PT Cat Utama (1976)
-Wapakokar Deperdag (1976-1978)
-Kepala Perwakilan CTC Singapura dan Hamburg, Jerman Barat
-Dirut PT Pantja Niaga (1958-sekarang)
Kegiatan Lain : Ketua Umum ILUNI-UI (1977)
Alamat Rumah : Jalan Sanjaya III No. 4 Blok L-I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 772454
Alamat Kantor : PT Cat Utama Jalan Kramat Raya 94-96, Jakarta Pusat Telp: 346071
|
|
DJUKARDI ODANG
Di rumahnya, di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Djukardi Odang, biasanya hanya mengenakan kaus oblong putih, celana gombor, dan sisiran yang tidak begitu rapi. Toh, brigadir dan Presiden Direktur PT Pantja Niaga ini selalu tampak puas, dan tidak lupa bersyukur kepada Tuhan.
Anak bekas Wali Kota Bogor, Haji Mohamad Odang, yang mengaku "bengal" selagi kecil ini sebenarnya ingin menjadi pegawai kehutanan. Ia akhirnya menjadi militer, lantaran sering diejek teman-teman sebayanya. "Seorang teman pernah mengatakan saya banci, cengeng, karena takut berjuang," cerita Djukardi.
Kemudian, dorongan untuk ikut berjuang semakin kuat, ketika ayah dan adiknya dipenjarakan Belanda. Djukardi, yang ketika di bangku SMP sudah menduduki jabatan sekretaris Wali Kota Bogor, ini sambil melanjutkan SMA-nya di Bandung terus menggabungkan diri dengan Tentara Pelajar Jawa Barat, 1947.Tamat dari SMA, anak keempat dari tujuh bersaudara ini lalu bekerja di Rumah Sakit Tentara Pusat (RSTP), Jakarta. Sambil piket pada malam hari, Djukardi mengisi waktu lowongnya dengan membaca buku-buku ilmu hukum. Kegemarannya ini kemudian sempat diketahui oleh Prof. Satrio, Direktur RSTP ketika itu. "Pak Satrio lalu menganjurkan saya masuk fakultas hukum," tutur Djukardi. Ia segera dipindahkan ke MBAD dengan pangkat letnan satu.
Sejak berpangkat kapten, 1957, tugasnya lebih banyak di luar lingkungan militer. Misalnya menjadi Sekretaris Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda, Sekretaris Menteri Produksi, dan bertugas di CTC Singapura dan Hamburg. Setahun kemudian, Mayor Djukardi diangkat menjadi Direktur Utama PT Pantja Niaga.
Di perusahaan ini, ia dinilai berhasil menciutkan utang perusahaan milik negara yang pernah mencapai sekitar Rp 5 milyar. Dengan 2.000 karyawan, perusahaan itu kini sudah bisa untung dengan omset sekitar Rp 150 milyar per tahun.
Ia pernah terpilih sebagai Pengusaha Teladan DKI, 1977, dan menjabat Ketua Umum Iluni UI, 1977. Djukardi menikah dengan Tati Rukmini Prawira Soebrata, dan dikaruniai seorang putri.
|