Nama : Diah Nurwitasari
Lahir : Bandung, Jawa Barat, 24 Oktober 1967
Agama : Islam
Pendidikan : - SDN Merdeka 5 Bandung (1979)
- SMPN 1 Bandung (1982)
- SMAN 3 Bandung (1985)
- Fakultas Kedokteran Unpad (tidak diselesaikan, 1985 €“ 1986)
- T.U. Braunschweig, Jerman, jurusan Teknik Penerbangan (1987-1994)
- F.H. Aachen, Jerman, jurusan Teknik Perancangan Pesawat Terbang (1994-1995)
Karir : - Aircraft Performance Engineer di Divisi Product Development Centre
- PT Dirgantara Indonesia (sejak 1995-sekarang)
Kegiatan Lain : - Anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia, di Jerman (1986-1988)
- Bidang Kewanitaan Keluarga Muslim Braunschweig, Jerman (1987-1994)
- Anggota Persatuan Pemuda & Mahasiswa Muslim Eropa di Jerman (1998-1992)
- Bidang Muslimah Islamic Center Aachen, Jerman (1994€“1995)
- Ketua Lembaga Dakwah dan Pengembangan Potensi Muslimah (LDP2M) €“ PERMATA, Bandung (1997)
- Ketua Forum Dakwah Muslimah Masjid Raya Habiburrahman, PT Dirgantara Indonesia (1998-2002)
- Deputi Kajian Strategis & Jaringan Lembaga, Bidang Kewanitaan DPW Partai Keadilan Jawa Barat (1998€“2004)
- Tim Konsultan German Campus Center, Jakarta
Keluarga : Ayah : Nuriata
Ibu : Siti Jubaidah
Suami : Ir H. Abdul Hadi Wijaya, M.Sc.
Alamat Rumah : Komp. Griya Cimanggis D-22, Mekarsari, Cimanggis, Depok 16952, Jawa Barat
Telepon (021) 8722547
|
|
Diah Nurwitasari
Waktu kanak-kanak Diah bercita-cita jadi ahli pertanian. Sementara itu, ayahnya berharap anak pertama dari dua bersaudara ini menjadi insinyur sipil. Sempat kuliah setahun di Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, tapi akhirnya ia tinggalkan. Soalnya, karir perancang pesawat terbang kini terbentang di hadapannya.
Itu bermula dari pemberian beasiswa oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) untuk kuliah teknik penerbangan di T.U. Braunschweig dan teknik perancangan pesawat terbang, F.H. Aachen, keduanya di Jerman. Pulang ke Tanah Air, 1995, Diah menekuni profesi langka: perancang pesawat terbang di PT Dirgantara Indonesia.
€œPekerjaan saya lebih spesifik lagi di aero and aircraft performance, jadi tentang prestasi pesawat terbang,€ ujar Diah. Jadi, yang merupakan keahliannya adalah merancang pesawat secara keseluruhan, integrasi, bukan spesialis bidang sayap atau bidang struktur lain, misalnya. Kalau umpamanya ada yang ingin membuat pesawat berpenumpang 50 orang atau untuk jarak 1.000 knot/mil, lanjutnya, €œNanti saya buat rancangan awal, lalu menata dan memperkirakan pesawatnya nanti sebesar apa, engine-nya harus sekuat apa.€
Selain itu, ia juga berkutat dengan penghitungan semua perilaku dan prestasi terbang sebuah pesawat (aircraft performance). Termasuk dalamnya, antara lain memeriksa perilaku pesawat ketika take off, naik, terbang menjelajah, sampai landing.
Berapa pesawat rancangan Diah? Untuk pembuatan pesawat, kata Diah, bergantung pada ada tidaknya investor yang minta dibuatkan pesawat. Tapi, €œPekerjaan mendesain pesawat di PT Dirgantara Indonesia tidak berhenti,€ ujarnya. €œJadi, sekarang itu sangat bergantung pada kondisi PT Dirgantara Indonesia sendiri apakah proyek pembuatan pesawat bergulir atau tidak. Yang jelas, proses perancangan terus berjalan.€
Sebenarnya kebutuhan pesawat untuk pasar domestik mulai banyak, demikian Diah. Tapi, lanjutnya, kondisi PT Dirgantara sedang tidak banyak proyek. Tawaran kerja sama dari pihak luar, sejak Habibie tidak lagi memimpin PT Dirgantara, sedikit. Karena itu, banyak ahli PT Dirgantara dikontrak oleh perusahaan asing.
Menikah dengan Abdul Hadi Wijaya€”sesama alumni IPTN yang kini bekerja di perusahaan swasta€”pada 1991, mereka bertemu di Jerman. Waktu itu, Diah masih kuliah di sana, sedangkan calon suami kuliah di Belanda. €œPada suatu pertemuan di Jerman, kami bertemu, sampai akhirnya menikah,€ ujarnya.
Diah menyimpan pengalaman unik selama belajar di Jerman. Perempuan berjilbab di Jerman kebanyakan dari Turki, yang bekerja sebagai pembantu dan di bagian kebersihan. Saat praktik lapangan, Diah dikira perempuan Turki €œtukang bersih-bersih€. Ketika dijelaskan bahwa dia mahasiswa dari Indonesia yang sedang belajar teknik di Jerman, para pekerja dari Turki heran, kok wanita Islam sekolah tinggi-tinggi. Setelah dijelaskan panjang lebar, barulah mereka menyimpulkan bahwa perempuan Muslim di Indonesia dibolehkan bersekolah sampai ke jenjang universitas.
Selain pekerjaan sehari-hari di PT Dirgantara, Diah aktif dalam kegiatan keagamaan baik di forum-forum pengajian maupun di Partai Keadilan cabang Jawa Barat. Saat waktu luang, untuk menghilangkan perasaan jenuh, ia suka traveling untuk mengetahui kultur masyarakat lain dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah.
€œJagalah Allah dalam dirimu, maka Allah akan menjagamu,€ demikian moto hidup muslimah yang sudah hajah ini.
|