A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

JOHANNES Baptista Sumarlin




Nama :
JOHANNES Baptista Sumarlin

Lahir :
Nglegok, Blitar, Jawa Timur, 7 Desember 1932

Agama :
Katolik

Pendidikan :
- SD Negeri I, Blitar (1944)
- SMP, Kediri dan Yogyakarta (1947)
- SMA, Yogyakarta dan Jakarta (1952)
- Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1958)
- Universitas California, Berkeley, AS (M.A., 1960)
- Universitas Pittsburg, AS (doktor, 1968)


Karir :
- Asisten dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) (1957)
- Dosen dan selanjutnya guru besar FE UI (1960-sekarang)
- Sekretaris Dewan Moneter (1970-1973)
- Deputi Ketua Bappenas bidang Fiskal dan Moneter (1970-1973)
- Anggota MPR (1972-sekarang)
- Wakil Ketua Bappenas (1973-1983)
- Ketua Opstib, merangkap Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara (1973-1983)
- Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, merangkap Ketua Bappenas (1983-sekarang)
- Menteri Pendidikan ad interim (1985)


Alamat Rumah :
Jalan Banyuwangi 5 Jakarta Pusat Telp: 336177 353107

Alamat Kantor :
Bappenas Jalan Taman Suropati 2 Jakarta Pusat Telp: 336207, 334811

 

JOHANNES Baptista Sumarlin


Berpengawakan kecil, dan selalu tersenyum, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dan Ketua Bappenas ini sebelumnya Menteri Penertiban Aparatur Negara. Ia juga pernah ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan & Kebudayaan ad interim, menggantikan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, yang wafat pada 1985.

Selama kurang dari setengah tahun, ia giat melakukan inspeksi mendadak, hingga dijuluki "Menteri Sidak". Setelah mengadakan tatap muka dengan para pejabat eselon I, ia sidak ke kantor- kantor wilayah Departemen P&K. Tanggung jawab pembangunan gedung-gedung sekolah dialihkannya ke Departemen Pekerjaan Umum. "Guru bukan pemimpin proyek pembangunan sekolah," ujarnya.

Sesudah sidak ke Biro Kerja Sama Luar Negeri Departemen P&K, ia mengeluarkan surat keputusan yang mempermudah cara belajar ke luar negeri. Menurut Rektor IPB, Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion, keputusan itu, "Mencerminkan kemajuan berpikir yang sangat besar." Sedangkan Prof. Dr. Conny Semiawan, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Nasional, dan Rektor IKIP Jakarta, menilai, "Keputusan itu positif."

Sarjana ekonomi lulusan UI ini meraih gelar M.A. ekonomi dari Universitas California, Berkeley, AS, 1960. Dengan disertasi berjudul Some Aspects of Stabilization Policies and Their Institutional Problems: The Indonesian Case 1950-1960, ia beroleh gelar Ph.D. ekonomi dari Universitas Pittsburg, AS, 1968.

Di masa revolusi fisik, Sumarlin ikut bergerilya sebagai anggota Palang Merah Indonesia, dan anggota TNI di Jawa Timur. Sempat bekerja di sebuah perusahaan industri di Jakarta, ia kemudian asisten dosen di Fakultas Ekonomi UI, 1965. Ia dikukuhkan sebagai guru besar di fakultas yang sama, 1979.

Sebelumnya, Sumarlin pernah menjabat Sekretaris Dewan Moneter, dan Deputi Ketua Bappenas bidang Fiskal dan Moneter selama tiga tahun, sejak 1970. Dua tahun kemudian, ia menjadi anggota, kemudian anggota Badan Pekerja MP. Pada 1973, Sumarlin pernah memangku jabatan rangkap sebagai Wakil Ketua Bappenas, Ketua Opstib, dan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara, hingga 1983.

Menanggapi Sisa Anggaran Pembangunan (Siap) yang beberapa tahun lalu membesar, "Ini karena perubahan pola perencanaan pada awal Pelita III berdasarkan usul tiap departemen," katanya. "Padahal, banyak yang tidak faktual, dan muluk- muluk." Maka, pada tahun anggaran 1986/1987, ia mengubah perencanaan itu.

Tetapi ia juga tidak berusaha membantah anggapan sementara orang, yang mengatakan terjadinya Siap karena ketidakmampuan Bappenas. "Biarkan saja," katanya. "Tapi, yang perlu dijelaskan ialah proses perencanaan itu. Tumbuh dari bawah lewat departemen, Bappenas hanya mempunyai fungsi koordinatif."

Selaku Menteri Keuangan ad interim, awal 1986, ia menjelaskan Jumlah Daftar Isian Proyek (DIP) yang dalam tahun anggaran 1986/1987 menurun sekitar 1.200 proyek. "Penurunan ini karena kemungkinan adanya beberapa proyek yang pendanaannya digabungkan, atau memang ada proyek yang dananya tidak disediakan lagi," tuturnya.

Proyek-proyek yang dilaksanakan dalam tahun anggaran 1986/1987, merupakan proyek lanjutan yang dimulai 1984/1985 dan 1985/1986. "Kecuali proyek Inpres yang merupakan proyek baru guna mendorong pembangunan daerah, dan pengembangan potensi daerah dalam rangka pemerataan. Juga guna menciptakan lapangan kerja," ucapnya.

Adapun mengenai proyek-proyek pembangunan yang sudah dicantumkan dalam APBN 1986/1987, walau harga minyak belakangan ini merosot, pelaksanaannya belum ada yang dinyatakan ditunda. "Dus, jalan terus," katanya. Bahkan Petunjuk Operasional DIP, menurut Menteri, "Sudah seluruhnya disampaikan ke daerah- daerah dan pimpinan proyek."

Menikah dengan Th. Yostiana Soedarmi, Sumarlin kini ayah empat anak. Ia menerima tanda kehormatan dari pemerintah RI berupa Bintang Mahaputra Adiprana III, 1973. Dua tahun kemudian, ia menerima Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia. Olah raganya bermain tenis dan jogging.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


JUWONO SUDARSONO | J. SADIMAN | JACKSON ARIEF | JAILANI Naro | JAKOB OETAMA | JAKOB SUMARDJO | JAMES DANANDJAJA | JAMES T. RIADY | JAMIEN A. TAHIR | JANTO WONOSANTOSO | JAYA SUPRANA | JENNY MERCELINA LALOAN (LA ROSE) | JENNY ROSYENI RACHMAN | J.H. HUTASOIT | JIM ABIYASA SUPANGKAT SILAEN | JITZACH ALEXANDER SEREH | JOHANA SUNARTI NASUTION | JOHANNA MASDANI | JOHANNES Adriaan Arnoldus Rumeser | JOHANNES Baptista Sumarlin | JOHANNES Chrisos Tomus Simorangkir | JOHNNY WIDJAJA | JONI P. SOEBANDONO | JOSEPHUS ADISUBRATA | JUDHI KRISTIANTHO SUNARJO | JULIUS TAHIJA | JUSUF PANGLAYKIM (J.E. PANGESTU) | J. Kristiadi | J.B. Kristiadi | Jacob Nuwa Wea | Ja'far Umar Thalib | Jajang C. Noer | JAYA SUPRANA | Jim Supangkat | Joe Kamdani | Johnson Panjaitan | Joko Pinurbo | Jos Luhukay | Juan Felix Tampubolon | Jujur Prananto | Jusuf Kalla | Juwono Sudarsono


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq