
Nama : KARLINA UMAR WIRAHADIKUSUMAH
Lahir : Bandung, Jawa Barat, 30 Juli 1930
Agama : Islam
Pendidikan : - Voorbereid Hogere Onderwijs (VHO), Bandung
Karir : - Komis pada Kantor Pusat Perbendaharaan Bandung
- Guru SMP dan SMA, Bandung (1957)
- Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodam V/Jaya (1962)
- Ketua Umum Persit KCK (1969-1973)
- Ketua I Ria Pembangunan (1975-1976
1981-sekarang)
- Ketua Dharma Pertiwi BPK (1978)
- Ketua Presidium Dharma Wanita
- Ketua Umum Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia
- Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas)
- Ketua Harian Lembaga Kanker Indonesia (1984-sekarang)
Alamat Rumah : Kompleks Pejabat Tinggi No. 9, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan
|
|
KARLINA UMAR WIRAHADIKUSUMAH
Selalu berpakaian rapi, berkain, dan berkebaya dengan sanggul dan selendang yang serasi, Bu Umar termasuk istri pejabat tinggi yang sibuk. Tetapi, ia selalu menganjurkan, sesibuk-sibuknya seorang ibu, harus tetap memperhatikan keluarga. "Mencampakkan kewajiban kodrati ibu terhadap anaknya, dan membiarkan diri kita hanyut dibawa karier, sementara anak-anak dibesarkan oleh seorang pembantu, bukanlah seorang ibu idaman," katanya.
Dalam hal busana, Bu Umar berkata, "Kalau busana nasional Indonesia hanya kita pakai pada Hari Kartini dan pada acara resmi tertentu, saya khawatir idam-idaman Ibu Kartini tentang kepribadian wanita Indonesia, ya, hanya terlihat pada Hari Kartini saja."
Tepat sekali, kalau Departemen P & K pernah mempercayai Bu Umar untuk memberi ceramah kepada kepala sekolah, terutama SPG, mengenai tata pergaulan, etiket, dan urusan berbusana. "Tata pergaulan itu sangat penting, seharusnya dimulai sejak anak- anak di rumah, karena bekal ini akan dibawanya ke mana-mana," katanya.
Banyak terjun dalam kegiatan sosial, antara lain memegang tampuk pimpinan di Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional, dan tentu saja kegiatan di organisasi Dharma Wanita dan Ria Pembangunan -- dua jabatan yang berpautan dengan status suaminya. Ia sering meninjau ke daerah-daerah, tanpa ditemani sang suami, terutama jika berurusan dengan "kerajinan" dan "kanker" itu. Karena aktivitas sosial inilah ia memperoleh penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari pemerintah, 1982.Di masa remajanya, ia akrab dipanggil Karlina. Anak keempat dari sebelas bersaudara keluarga TNI-AU ini berpendidikan Voorbereid Hoger Onderwijs (VHO) -- sekolah guru -- di Bandung. Ia sempat belajar di Australia dalam rangka Colombo Plan. Pernah pula menjadi guru di SMP dan SMA.
Pemeluk Islam yang saleh ini, punya kenangan khusus pada Hari Natal. Pada saat umat Nasrani merayakan Natal 1956, Karlina, yang bekerja pada Kantor Pusat Perbendaharaan di Bandung, tentu saja libur. "Saya di rumah saja, tidak ke mana-mana. Waktu itu seorang famili saya datang dengan seorang tentara," tutur Karlina. Tentara itu adalah Letkol Umar Wirahadikusumah, Komandan Resimen 10 Siliwangi, yang berkedudukan di Garut.
Tidak sampai tiga bulan Karlina mengenal letkol itu, 2 Februari 1957, keduanya menikah. "Memang cepat, ya, baru ketemu terus minta," ujar Bu Umar sambil tersenyum mengenang saat-saat indah itu. Letkol Umar yang dahulu itu kini menjadi Wakil Presiden RI.
Ketika mengikuti suaminya bertugas di Jakarta, Bu Umar belajar bahasa Prancis di Alliance Francaise. Lulus dari tingkat III di situ, ia tetap melanjutkan kegetolannya belajar bahasa itu sampai tiga tahun lagi.
Ternyata, tidak cuma mahir berbahasa asing. Ia pun mahir berbahasa Indonesia, yang baik dan benar. Terbukti, pada Bulan Bahasa, Oktober 1980, ia terpilih sebagai seorang dari 10 pemakai bahasa Indonesia yang paling baik. Walau begitu, kepada anak-anaknya, ia tetap mengajarkan bahasa Sunda, sebagai bahasa ibu. "Kalau tidak diajari bahasa Sunda, kasihan, bisa kaku nanti terhadap kakek dan neneknya," ujarnya.
Mengaku jarang menonton film di luar rumah, keluarga Wakil Presiden ini gemar membaca. Selesai sembahyang subuh, Bu Umar biasanya senam di rumahnya. Setelah itu, kalau tidak ada acara penting, dan terutama kalau lagi libur, Bu Umar asyik dengan olah raga kegemarannya, main pingpong.
|