A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

Kwik Kian Gie




Nama :
Kwik Kian Gie

Lahir :
Juwana, Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1935

Pendidikan :
- SMA Bagian C di Jakarta (1955)
- Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Tingkat Persiapan)
- Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, Belanda (1956-1963)


Karir :
- Staf Lokal KBRI di Den Haag (1963-1964)
- Direktur Nederlands Indonesische Geoderen Associatie (1964-1965)
- Direktur NV Handelsonderneming €œIpilo Amsterdam€ (1965-1970)
- Direktur Indonesian Financing & Investment Company (1971-1974)
- Direktur Utama PT Jasa Dharma Utama (1978)
- Komisaris PT Cengkih Zanzibar (1978)
- Direktur PT Altron Panorama Electronics (1978-1990)
- Ketua Dewan Direktur Institut Bisnis Indonesia (1987-sekarang)
- Kepala Badan Litbang PDI (1991-1998)
- Wakil Ketua MPR RI (1999)
- Menko Ekuin (1999-2001)
- Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001-sekarang)


Karya :
Buku:
- Saya Bermimpi Jadi Konglomerat , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (1993)
- Analisa Ekonomi Politik Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (1994)


Keluarga :
Istri: Dirkje Johanna de Widt Anak : 1. Kwik Ing Hie 2. Kwik Mu Lan 3. Kwik Ing Lan Cucu : Anthony Ingemar Kwik

 

Kwik Kian Gie


NAMA Kwik Kian Gie memang identik dengan analisa masalah ekonomi nasional. Lewat tulisan-tulisannya di sejumlah media massa, terutama kolom tetapnya di harian Kompas, kita disugukan paparan analisa yang bernas, tajam, kritis, dan cenderung liberal. Kritik-kritiknya juga kerap membuat merah kuping sejumlah petinggi. Dan semua itu mendapat dukungan kuat dari ilmu yang ditimbanya di Belanda, buku-buku yang dibacanya, dan pengalamannya langsung di dunia bisnis.

Seusai studi di Nederlandsche Economische Hogeschool -- kini Erasmus Universiteit -- di Rotterdam, Belanda, Juli 1963, Kwik Kian Gie tak langsung pulang ke Indonesia. Kwik muda bekerja dulu sebagai asisten atase kebudayaan dan penerangan Kedutaan Besar RI di Den Haag, selama satu tahun. Kemudian, ia menjadi direktur perusahaan perkebunan NV Handelsonderneming IPILO, Amsterdam.

Kehidupan Negeri Kincir Angin memang membawa perubahan besar bagi kehidupan pribadi Kwik. Ia berangkat ke Belanda sendirian, tapi ketika pulang ke Indonesia Kwik membawa serta tiga orang bersamanya. Mereka adalah Dirkje Johanna de Widt (gadis Rotterdam yang menjadi istrinya), serta dua anak: Kwik Ing Hie dan Kwik Mu Lan. Dari ketiga anaknya, hanya si bungsu Kwik Ing Lan yang lahir di Tanah Air.

Sekembali ke Indonesia pada 1970, putra seorang pengusaha hasil bumi The Kwie Kie ini memasuki dunia bisnis. Mula-mula ia memimpin lembaga keuangan nonbank Indonesia Financing & Investment Company selama lima tahun. Ia juga membuka usaha pengelolaan perkebunan di bawah PT Jasa Dharma Utama dan mendirikan PT Altron Panorama Electronics. Yang disebut terakhir menjadi agen tunggal dan distributor beberapa barang elektrik dan elektronik.

Pada 1987, Kwik hengkang dari dunia bisnis -- meski hingga 1990 namanya masih tercatat sebagai direktur utama PT Altron Niagatama Nusa. Bagi analis ekonomi yang senantiasa berpenampilan konservatif ini, kegiatan bisnis bukan tujuan utama, melainkan batu loncatan ke dunia yang lebih dicintainya: pendidikan dan politik. Kwik tidak menisbikan harta, tapi ia tak bersedia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mengejar uang.

Lantas, Kwik pun terjun total ke dunia pendidikan dan politik, memenuhi obsesi hidup yang telah diniatkannya sejak remaja. Bersama dua rekannya, Kaharudin Ongko dan Djoenaedi Joesoef, ia mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Institut Bisnis Indonesia (STIE IBII). Di lembaga tersebut ia duduk dalam jajaran dewan direktur.

Sedangkan untuk dunia politik, Kwik bergabung dengan PDI Megawati. Di sana ia duduk di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) -- sekaligus menjadi salah satu Ketua DPP. Meski kemudian pemerintah menyingkirkan Mega dari PDI, ia tetap konsisten membela dan mendukung putri sang proklamator, Soekarno. Menurut Kwik, kemanusiaan Mega sangat tinggi.

Reformasi yang berkobar menyusul runtuhnya pimpinan Orde Baru Soeharto, PDI Megawati -- kemudian bernama PDI Perjuangan €“ kemudian mendapat ruang gerak yang sebebas-bebasnya. Selanjutnya, Kwik melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI. Di sana, ia pun dipercaya menjadi Wakil Ketua MPR RI -- sebelum diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menko Ekuin.

Meskipun menjadi Menteri, daya kritis tetap milik Kwik. Bahkan dalam kapasitasnya sebagai Meneg Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas, ia sempat mengancam akan mundur dari jabatannya itu jika Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) tetap diperpanjang. Soalnya, perpanjangan waktu pembayaran utang para konglomerat bermasalah itu dianggapnya tidak adil, karena mengorbankan rakyat.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


KAMARDY ARIEF | KARDJONO WIRIOPRAWIRO | KARDONO | KARKONO Partokusumo alias Kamajaya | KARLINA UMAR WIRAHADIKUSUMAH | KARNO BARKAH | KARTINI MULYADI | KASINO HADIWIBOWO | KEMALA MOTIK | K.H. HAMAM JA'FAR | K.H. MOHAMAD ACHMAD SIDDIQ | K.H. MUKTI ALI | K.H. RADEN AS'AD SYAMSULARIFIN | K.H. SHOLEH ISKANDAR | K.H. TOHIR WIJAYA | KHAIDIR ANWAR | KI SOERATMAN | KIAI HAJI ALI MA'SHUM | KOENTJARANINGRAT | KOESNADI HARDJASOEMANTRI | KONTAN PRI BANGUN | KOSASIH PURWANEGARA | KRISHNAHADI S. PRIBADI | KRISTOFORUS Sindhunata | K.R.M. HARIO JONOSEWOJO HANDAJANINGRAT | K.R.T. HARDJONEGORO | KUNTO WIBISONO SISWOMIHARDJO | KUNTOADJI | KUNTOWIJOYO | KURNIA | KUSWATA KARTAWINATA | KWIK KIAN GIE | Kafi Kurnia | Kamiso Handoyo Nitimulyo | Karlina Leksono Supelli | Karni Ilyas | Kartika | Kemal Jufri | Koesparmono Irsan | Krisdayanti | Kurniawan Dwi Yulianto | Kusnanto Anggoro | Kusumo Priyono | Kwik Kian Gie


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq