
Nama : BINTARI RUKMONO
Lahir : Semarang, 17 November 1925
Pendidikan : -Fakultas Kedokteran UI, Jakarta (Dokter, 1956
-Doktor 1958)
-Universitas Tulane, New Orleans, AS (M.P.H., 1957)
Karir : -Ketua Jurusan Parasitologi FK UI (1975-sekarang)
-Guru Besar FK UI (1978-sekarang)
-Anggota Advisory Committee Medical Research WHO (1978-1982)
-Anggota Panitia Nasional Riset Kesehatan Depkes (1979- sekarang)
-Anggota Dewan Riset Nasional (1984-sekarang)
Kegiatan Lain : Ketua Umum Perhimpunan Pemberantas Penyakit Parasit Indonesia (1976-1983)
Karya : Antara lain: Dehydroemitine Treatment in Amoebic Dysentry bersama S. Alisah Naoemar, SEA Journal Tropical Medicine and Public Health Press, 1971
Alamat Rumah : Kompleks UI, Jalan Rawamangun, Jakarta Timur Telp: 4891209
Alamat Kantor : Jalan Salemba 4, Jakarta Pusat
|
|
BINTARI RUKMONO
Bintari memilih bidang parasitologi karena dua hal. Pertama, katanya, ilmu tersebut menyangkut kesehatan sebagian besar penduduk desa. Kedua, karena ia mengagumi guru besarnya, Prof. Dr. Lie Kian Yoe. Bekas Ketua Jurusan Parasitologi Fakultas Kedokteran UI itulah yang menjadi promotor saat Bintari meraih gelar doktor, 1956.
Di masa kecilnya, anak sulung itu acap diajak ayahnya, dokter Kabupaten Banyumas, berkeliling mengunjungi pasien. Dan ia langsung tersentuh oleh keadaan kesehatan rakyat yang menyedihkan. "Sejak itulah timbul hasrat saya menjadi dokter," ujar bekas murid SMA B (paspal) yang, anehnya, menyukai pelajaran bahasa itu.
Setahun setelah meraih gelar doktor di UI -- disertasinya berjudul Beberapa Sudut daripada Amubiasis di Indonesia -- Bintari meneruskan studinya di Universitas Tulane, New Orleans, AS. Di sini ia meraih gelar master bidang kesehatan masyarakat. Gelar dokter dari UI diambilnya pada 1958. Sejak 1975, bekas Asisten Prof. Lie Kian Yoe itu menggantikan kedudukan bekas guru besarnya sebagai Ketua Jurusan Parasitologi UI.Menurut Bintari, parasitologi di Indonesia cukup berkembang. Jumlah ahli di bidang ini di seluruh tanah air berkisar antara 60 dan 70 orang -- 25 di antaranya bertugas di FK UI.
Suami Bintari, Prof. dr. Rukmono, adalah ahli patologi yang kini menjabat Direktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Bersama dua anak, mereka memanfaatkan kebersamaan pada waktu-waktu luang -- misalnya di meja makan -- dengan mendiskusikan masalah kesehatan.
Suka main piano, Bintari penggemar musik klasik. Saat ketika belajar di Amerika, misalnya, Bintari sering menonton konser dan opera. Ketika Zubin Mehta main di Balai Sidang, Jakarta, mulanya ia kaget dengan harga karcis masuk yang mahal. "Tetapi, setelah menyaksikan penampilan Mehta, saya senang dan puas," katanya. Pada 1950-an, bersama rekan mahasiswanya ia pernah mempertunjukkan konser musik di Gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta.
Bintari pernah aktif di Yayasan Putera Sejahtera, yang berhasil membangun TK dan SD di Rawamangun, Jakarta. "Saya mulai dengan ruangan bekas garasi. Kedua sekolah itu telah kami serahkan kepada IKIP," tuturnya.
|