
Nama : Bima Sakti
Lahir : Balikpapan, Kalimantan Timur, 27 Januari 1976
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Karir : - Pemain sepakbola, sejak 1990€“sekarang)
- Pernah bergabung dengan tim Ossiana Sakti, Persiba Balikpapan, PKT Junior, PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, tim nasional
Penghargaan : Pemain terbaik Liga Indonesia VI tahun 2000
Keluarga : Ayah : Tukiman
Ibu : Yuliana
Alamat Rumah : Komp. Balikpapan Baru Blok S-3 No. 11 Balikpapan, Kalimantan Timur
|
|
Bima Sakti
USIANYA masih muda, dan masih lajang pula, tapi gelandang tim nasional ini telah memecahkan rekor sebagai pemain bola dengan nilai kontrak termahal. Saat ini (2002) Bima dikontrak oleh PSPS Pekanbaru sekitar Rp 500 juta untuk satu musim kompetisi (10 bulan) dengan gaji per bulan Rp 10 juta. Itu masih ditambah bonus kemenangan rata-rata Rp 1 juta.
Nilai kontrak itu bukan ditentukan klub, tapi atas negosiasi. €œSebagai pemain, kita harus fight dalam memperjuangkan nasib,€ katanya. Nilai kontrak sebesar itu, kata Bima, €œSaya yang minta. Saya minta dibayar sekian, kalau tidak mau, ya tidak.€ Dengan begitu, menurut Bima, pemain tidak akan bermain setengah-setengah.
Mengingat prestasinya, Bima memang layak mendapat nilai kontrak tersebut. Selain pernah membawa PSM Makassar menjadi juara pada Liga Indonesia VI tahun 2000, ia sendiri menjadi pemain terbaik di liga tersebut. Di luar negeri, Bima pernah pula main di Swedia selama satu tahun. Ketika tampil membela PSM Makassar di pentas Piala Ho Chi Minh, Vietnam, tahun 2001, ofisial tim Melbourne Knight, Australia, sempat kepincut dengan permainan pria setinggi 172 sentimeter itu.
Kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, ini memang sudah akrab dengan olahraga sejak kecil. Sebelum terjun di sepakbola, ia pernah menekuni bulutangkis. €œSaya pernah jadi juara se-Kalimantan Timur, di nomor ganda putra,€ kata Bima. Tentang kesenangannya bermain bola, ia menunjuk kedekatan rumahnya dengan lapangan sepakbola, sehingga ia bisa tiga kali sehari main bola saat lapangan diguyur hujan sekalipun. Kebetulan pula, ayahnya seorang anggota TNI yang suka bola. Bakatnya sebagai pemain bola mulai tampak ketika SMP ia ikut kejuaraan sepakbola antarsekolah. Di kejuaraan itu ia menjadi pencetak gol terbanyak. €œSekolah yang saya bela pun jadi juara,€ paparnya.
Sayang, ketika ikut seleksi di Persiba Balikpapan Yunior, pada 1990, ia tidak terpilih. Tapi, dari situ ia justru termotivasi dan mengakui kekurangannya. €œKekurangan itu mungkin ada pada mental dan pengalaman. Akhirnya saya latihan sendiri,€ ungkap Bima. Akhirnya setahun kemudian, 1991, ia bisa bergabung dengan Persiba. Selanjutnya, Bima bermain untuk beberapa klub sepakbola sampai akhirnya menjadi kapten tim nasional.
Yang berkesan dalam karirnya adalah ketika ia berguru ke Italia bersama PSSI Primavera selama dua tahun. Di sana ia bisa melihat permainan pemain dunia seperti Roberto Bagio dan Paolo Maldini. Dan, pelatih yang bagi Bima sangat berkesan adalah Danurwindo yang menanganinya sejak masih di Primavera. €œIa yang membentuk saya sebagai pemain hingga jadi seperti sekarang ini,€ akunya.
Yang terpenting dari semua kiprahnya itu adalah pembuktiannya bahwa sepakbola bisa menjadi profesi; bisa menjadi sandaran hidup. €œMakanya, saat kita dibutuhkan sebagai pemain, jangan hura-hura, jangan melakukan hal yang tidak benar. Sebab, main bola ada batasan umur,€ kata Bima. Dan, dengan bola juga, ia sudah membahagiakan kedua orangtuanya, dengan membiayai mereka menunaikan ibadah haji dari jerihnya bermain sepakbola. €œSaya main bola untuk orangtua,€ kata anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Tukiman dan Yuliani ini. Anak yang berbakti pada ayahbundanya itu selalu menyempatkan diri menelepon orangtuanya di Balikpapan, dan kalau liburan, ia berusaha pulang.
Bima merencanakan mundur dari sepakbola, setelah ia berumur 30 tahun. Saat masa itu tiba, ia berniat menjadi pelatih.
|