
Nama : B.R.A. MOORYATI SOEDIBYO HADININGRAT
Lahir : Surakarta, Jawa Tengah, 5 Januari 1928
Agama : Katolik
Pendidikan : -SD (1943)
-SLP (1947)
-SLA (1951)
-Jurusan Bahasa Inggris Universitas Saraswati (tidak selesai)
Karir : -Direktur Utama Jamu Mustika Ratu (1976-sekarang)
-Pendiri Pusat Pendidikan Kecantikan Tradisional dan Salon Pusat Perawatan Kecantikan Tradisional Mustika Ratu
Alamat Rumah : Jalan Mangunsarkoro 69, Jakarta Pusat Telp: 350481
Alamat Kantor : Mustika Ratu Jalan Wahid Hasyim 133, Jakarta Pusat Telp: 333585
|
|
B.R.A. MOORYATI SOEDIBYO HADININGRAT
Namanya tidak dapat lepas dari kosmetik tradisional. Putri ketiga dari lima bersaudara ini mendapat didikan kuno. Sejak usia tiga tahun, ia tinggal bersama neneknya, B.R.A. Tranggono Rukmi. Ia harus mengikuti semua keterampilan serta tata cara yang berlaku di Keraton Surakarta, seperti menari, bedoyo, serimpi, membatik, berbusana tradisional, dan membuat jamu. "Eyang putri B.R.A. Tranggono Rukmi mengatakan bahwa wanita ningrat harus berbudi luhur, bertindak tanduk utama, dan bijaksana," tuturnya.
Sejarah perusahaannya dimulai dari industri rumah tangga. Suami dan anak-anaknya mendorong usaha itu dijadikan usaha besar, karena industri rumah tidak lagi dapat menampung permintaan yang makin banyak datang ke rumah. Tahun 1979 mulai pabrik didirikan, lengkap dengan laboratorium dan tenaga ahli farmasi. Produksi Mustika Ratu itu lalu dipasarkan lewat 1.500 salon lebih di seluruh Indonesia.Mengikuti retorika Bung Karno tentang pahlawan, ia berpendapat, Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai kebudayaannya sendiri. "Saya merasa bersyukur turut mempopulerkan penggunaan kosmetik tradisional," katanya. Jamu Mustika Ratu yang terus berkembang, kini tidak hanya dipasarkan di dalam tetapi juga ke luar negeri. Produknya terdiri atas 150 macam, yang terbagi dalam 80 jenis jamu dan 70 jenis kosmetik.
Anak sulungnya, Djoko Ramiadji, M.Sc., sekarang bekerja di Departemen Pekerjaan Umum. Ketika ia belajar di luar negeri, dan memerlukan mesin ketik, Mooryati mengirim mesin ketik yang ada di rumah. "Buat apa beli yang baru kalau memang sudah punya?" ucap Djoko menirukan ibunya. Meski berada, keluarga itu memang senantiasa menanamkan pengertian agar tetap hidup hemat dan tidak royal.
Baginya, setiap wanita harus ngadi saliro dan busana (merawat kecantikan dan pakaian). Perawatan itu bisa dilakukan secara tradisional atau modern. Ini yang membulatkan tekadnya untuk membuka rahasia merawat kecantikan yang dilakukan para putri keraton.
Menikah dengan Ir. K.R.M.H. Soedibyo Poerbodiningrat, Mooryati mempunyai empat anak, serta dua cucu. Ketika muda ia gemar olah raga tenis dan berkuda. Kini, ia masih menyempatkan diri berjalan kaki hampir tiap pagi. Suaminya, pensiunan Departemen Perindustrian, sering menemani Mooryati dalam perjalanan bisnisnya.
|