
Nama : DALI SANTUN NAGA
Lahir : Toli-toli, Sulawesi Selatan, 22 Desember 1934
Agama : Budha
Pendidikan : -CHS, Gorontalo (1948)
-SMP Tionghoa Hwee Koan, Jakarta (1951)
-SMA Tionghoa Hwee Koan, Jakarta (1954)
-Jurusan Teknik Elektro ITB, Bandung (1960)
-IKIP, Jakarta (Doktor, 1980)
Karir : -Dosen IKIP Jakarta (1969-sekarang)
-Ketua Jurusan Elektronika IKIP, Jakarta (1969-1981)
-Pembantu Dekan III FPTK (Fakultas Pendidikan Teknik Kejuruan) IKIP Jakarta (1971-1974)
-Pembantu Dekan I FPTK IKIP Jakarta (1974-1977)
-Ketua Lembaga Penelitian merangkap Direktur Pusat Komputer IKIP Jakarta (1981-sekarang)
-Anggota Penyantun Sekolah Tinggi Komputer Gunadharma (sekarang)
Kegiatan Lain : -Direktur I PT Seha, Surabaya (1964-1964)
-Direktur PT Aspira, Jakarta (1967-1973)
-Manajer PT MRI, Jakarta (1973-1978)
-Manajer Umum PT Sri, Jakarta (1976-1981)
-Manajer Teknik Hotel Horison, Jakarta (1976-1981)
-Anggota Redaksi majalah Aku Tahu (sekarang)
-Redaksi majalah Komputer dan Elektronika (sekarang)
Karya : -Antara lain Ilmu Panas, PT Swada, 1965
-Berhitung: Sejarah dan Dan Pengembangannya, PT Gramedia, 1980
-Kilang 002, Komputer dan Elektronika, No. 5 Th. II, 1984
Alamat Rumah : Jalan Pinang 18, Rawamangun, Jakarta Timur Telp: 4891225
Alamat Kantor : IKIP Jakarta Jalan Daksinapati, Rawamangun, Jakarta Timur Telp: 4893438
|
|
DALI SANTUN NAGA
Ketika menempuh pendidikan SD, ia acap mengalami kenaikan kelas istimewa. Bahkan, ada tiga kelas yang masing-masing hanya disinggahinya tiga bulan. "Sejak di sekolah dasar, saya memang juara terus," ujar Dali Santun Naga, yang belakangan mencoba menerjemahkan program komputer ke dalam bahasa Indonesia.
Ia lahir sebagai anak keempat dari delapan bersaudara, Jo Seng Hien (almarhum), seorang pedagang. Dali sudah menyenangi matematika sejak di SD. Anak Desa Tomini, Toli-Toli, Sulawesi Tengah, ini kemudian merantau ke Jawa, dan pada 1960 meraih gelar insinyur elektroteknik di ITB. Sekitar 20 tahun kemudian, ia mengambil gelar doktor ilmu pendidikan pada IKIP Jakarta, dengan disertasi Penguasaan Fisika dan Keberhasilan Belajar Ilmu Teknik Mutakhir melalui Bacaan: Suatu Studi tentang Guru Ilmu Teknik.
"Matematika itu indah," kata Dali, menanggapi anggapan umum bahwa matematika ilmu yang kaku, kering, dan tidak menarik. Ia membandingkannya dengan puisi, yang "Keindahannya lahir dari kepintaran merangkai kata yang itu-itu juga." Matematika juga begitu, hanya terdiri dari angka 0 sampai 9. "Tetapi, kalau kita bisa menikmati variasinya, kita semakin ingin tahu," kata Dali, pekerja keras dengan penampilan sederhana.
Lewat seminar komputer IKIP Jakarta, 27 April 1983, pertama kali diumumkan penerjemahan program komputer yang ia beri nama KILANG 001. KILANG (Kaidah Informasi Lambang Aneka Nalar dan Guna) dimaksudkannya sebagai istilah pengganti BASIC (Beginner's All Purpose Symbolic Information Code) -- bahasa standar operator dalam menjalankan perintah kepada komputer. Dali telah berhasil menerjemahkan 398 kata menjadi 600 kata perintah dalam bahasa Indonesia. "Setelah disempurnakan dengan nama KILANG 002, semua kasus operating-nya juga di Indonesiakan," tutur Direktur Pusat Komputer IKIP Jakarta itu. Dali sudah jadi dosen saat merangkap manajer umum PT SRI Horison dan manajer teknik Hotel Horison, Jakarta. Tetapi ketika Hotel Horison memintanya bekerja penuh, ia memilih berada di tengah para mahasiswanya.
Kini, ia aktif di empat majalah. Di majalah Aku Tahu, Komputer & Elektronika, Matematika & Komputer, dan majalah kampus Parameter. Bukunya, Ilmu Panas, diterbitkan PT Swada pada 1965, sedangkan Berhitung: Sejarah dan Pengemnya, terbit pada 1980, oleh PT Gramedia. Dali juga dikenal sebagai penulis fiksi. Novelnya, berupa fiksi ilmiah, muncul secara bersambung di harian Kompas, April 1980, di bawah judul Kamar 214.
Dulu ia gemar berenang. Sekarang, ia tercatat sebagai anggota klub gerak jalan & senam Segar Sehat, walaupun tidak begitu aktif. Ayah tiga anak perempuan -- dari perkawinannya dengan Mayang Aggraini Tenggardjaja, seorang dokter -- ini memasang gambar ka'bah di dinding ruang tamu rumahnya. "Hadiah seorang teman dari Singapura," katanya. Dali sendiri penganut Budha.
|