
Nama : DIAH KOMALAWATI ISKANDAR
Lahir : Jakarta, 12 Februari 1947
Agama : Islam
Pendidikan : -SD, Jakarta
-SMP, Jakarta
-SMA, Jakarta
Karir : Penyanyi dan pemimpin Orkes Chandra Kirana
Alamat Kantor : Studio Chandra Kirana, Jalan Susilo Raya 8, Jakarta Barat Telp: 591127
|
|
DIAH KOMALAWATI ISKANDAR
Ia pernah dijuluki "Connie Francis Indonesia", karena suaranya yang mirip dengan penyanyi centil AS tersebut. Diah muncul pada akhir 1960-an, lalu lama menghilang. Kemudian ia tampil pada pertengahan Juni 1980 secara spektakuler, dalam acara Chandra Kirana di layar televisi. Ketika itu penampilannya langsung jadi buah bibir.
Acara itu sebenarnya sudah ada sejak 1960 sebagai satu paket musik melalui RRI. "Saya cuma meneruskan gagasan Ayah," ujar Diah. Meski begitu, Diah berusaha menyajikan Chandra Kirana secara apik dan profesional. Sebelum tampil di layar televisi, Diah merasa perlu mempelajari seni pentas selama beberapa bulan di Universitas Maryland, Baltimore, AS.
Hasilnya, Chandra Kirana yang beranggotakan 50 musikus muda -- dua di antaranya wanita -- tampil sebagai suatu sajian yang bukan saja apik, tetapi menimbulkan kesan "wah". Diah memang tidak tanggung-tanggung. Dipilihnya pemain-pemain muda yang tampan dan cantik dengan pakaian gemerlap.Pemirsa televisi menganggap sajian itu terlampau glamour. Tetapi, Diah tidak beringsut terhadap tuduhan tersebut. "Justru yang glamour itulah yang dituntut masyarakat dalam dunia seperti itu," jawabnya. Sebagai istri pejabat pemerintah -- suaminya, Ir. Parulian Sidabutar, Direktur Proyek Air Bersih Jawa Barat, dan tergabung dalam Dharma Wanita -- Diah sangat sibuk. Meski begitu, ibu dua anak ini masih sempat mendirikan sekolah taman kanak-kanak, di sela kesibukan dalam dunia musik.
Masa kecil anak sulung dari sembilan bersaudara keluarga Iskandar ini banyak dihabiskan dengan membaca. Ibunya, Corry Iskandar, sering mengingatkannya untuk makan bila ia sudah sibuk dengan buku bacaan. Diah kecil memang enggan makan sebelum buku yang dibacanya selesai. Tentang musik Indonesia? "Maju," katanya. Hanya, Diah melihat terlalu banyak kata "sayang" dalam lagu Indonesia sekarang ini.
|