
Nama : DANARTO
Lahir : Sragen, Jawa Tengah, 27 Juni 1940
Agama : Islam
Pendidikan : -SD, Sragen (1954, tidak lulus)
-SMP, Sragen (1958)
-SMA, Solo (1958, tidak selesai)
-Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta (1958-1961)
Karir : -Anggota Grup Sanggar Bambu (1959-1964)
-Karyawan Media Komunikasi, Taman Ismail Marzuki (1968-1974)
-Pengajar Institut Kesenian Jakarta (1973-1984)
-Redaktur Majalah Zaman (1979-1985)
-Kumpulan Cerpennya: Godlob, 1975
-Adam Ma'rifat, Balai Pustaka, 1982
Alamat Rumah : Puri Kembangan, SPS, Jl. Bromartani No. 5, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
|
|
DANARTO
Suatu ketika, dalam perjalanan naik bis untuk salat Jumat di Masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki, Danarto menyaksikan kejadian yang mengenaskan. Seorang ibu yang kecopetan menangis. Dua anak perempuannya yang masih kecil, tak tahan menyaksikan kesedihan ibunya, ikut meratap.
"Saya cuma tertegun, sementara dua lembar puluhan ribu di dalam saku saya mendepak-depak," tutur Danarto, kemudian. "Ada desakan keras untuk membagi duit itu." Perasaan "takut miskin" dan "takut lapar" menyusutkan niat Danarto, kendati hati dan pikirannya berperang seru. "Baru setelah duduk bersimpuh di dalam masjid, saya merasa telah gagal menempuh ujian," ujar Danarto.
Ia rajin mengamati sufisme, dan yakin bahwa setiap saat berlangsung ujian. Dan ia terus terang mengakui sering gagal menempuh ujian itu. Setelah kesadaran itu muncul, ia dapat bergumam, "Barangkali sebuah ajaran sudah lahir hari itu: Tuhan bekerja mendetail, sangat terinci."Anak buruh pabrik gula Mojo, Sragen, Jawa Tengah, ini punya pengalaman menulis cerita pendek, melukis, menyair, menyutradarai teater, dan menjadi penata artistik. Kumpulan cerpennya, Godlob (1975) sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Abracadabra oleh Harry Aveling, pengamat sastra Indonesia dari Australia.
Beberapa cerpennya diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis dan Belanda. Kumpulan cerpennya yang lain, Adam Ma'rifat, memenangkan Hadiah Sastra 1982 Dewan Kesenian Jakarta, dan Hadiah Buku Utama 1982. Tentang cerpen-cerpen Danarto, Y.B. Mangunwijaya menulis, "Cerpen-cerpen Danarto adalah parabel- parabel religius, cerita-cerita kiasan kaum kebatinan, yang luar biasa dinamikanya dan daya imajinasinya. Tradisional, tetapi sekaligus kontemporer ."
Lalu Burton Raffel, pengamat sastra dari Amerika, mengomentarinya dalam The Asian Wall Street Journal, 28 Februari 1980, "Barangkali yang paling menarik adalah eksperimentalis Danarto. Cerpen-cerpennya mempesonakan dan melebihi cerpen-cerpen terbaik yang ada di Eropa maupun Amerika dewasa ini." Sedangkan Prof. Dr. A. Teeuw, dalam bukunya Modern Indonesian Literature II, menulis, "Cerpen-cerpen Danarto mewakili jenis pembaruan sastra Indonesia."
Bekas anggota inti Sanggarbambu ini pernah menjadi dosen Institut Kesenian Jakarta (11 tahun), dan wartawan majalah Zaman (6 tahun). Pada 1983, ia menunaikan ibadat haji, dan menghasilkan sebuah laporan perjalanan yang kemudian diterbitkan PT Pustaka Grafitipers, Jakarta, Orang Jawa Naik Haji.
Ia pernah bergabung dengan Teater Sardono, yang melawat ke Eropa Barat dan Asia, 1974. Di samping berpameran "Kanvas Kosong" (1973) ia juga berpameran puisi konkret (1978). Pada 1 Januari 1986, Danarto mengakhiri masa bujangannya dengan menikahi Siti Zainab Luxfiati, yang biasa dipanggil "Dunuk".
|