
Nama : DICK GELAEL
Lahir : Jakarta, 1934
Agama : Protestan
Karir : -Presiden Direktur PT Gelael Supermarket (1957-sekarang)
-Presiden Direktur PT Fast Food Indonesia (sekarang)
-Presiden Direktur PT Multi Food Indonesia (sekarang)
Alamat Kantor : PT Gelael Supermarket Jalan Melawai Raya 84w85, Jakarta Selatan Telp: 771181
|
|
DICK GELAEL
Ia mengaku tidak pernah bermimpi menjadi pengusaha besar. "Sampai sekarang pun saya tidak merasa sebagai pengusaha besar," ujar Dick Gelael merendah. Padahal, ia pemilik PT Gelael Supermarket, PT Fast Food Indonesia, dan PT Multi Food Indonesia. Perusahaan pertama mengusahakan Supermarket, yang kedua restoran Kentucky, dan yang terakhir menjajakan es krim Swensen's. Ada 12 supermarket dan restoran ayam Kentucky miliknya. Delapan di antaranya, termasuk sebuah bakery (pabrik roti), di Jakarta, sedangkan empat lainnya masing-masing di Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar. Es krim Swensen's dibuka di Jakarta.
Dick, yang dibesarkan di Tanah Abang, Jakarta, dan mengaku putra Betawi asli, mulai tertarik membuka bisnis supermarket ketika pada 1955 menyaksikan banyak orang asing di Jakarta sulit menemukan tempat berbelanja yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan mereka. Yakni tempat belanja yang bersih, nyaman, praktis, dengan mutu barang yang bagus dan harga yang pasti. "Waktu itu, bukan 'kerjaan gampang mencari bahan pembuat spaghetti," katanya.
Dua tahun berikutnya, ia memulai dengan sebuah supermarket sederhana di Jalan Falatehan, Jakarta Selatan. Mula-mula ia juga melayani pengantaran langsung barang pesanan ke rumah langganan. Setelah langganan memadai, cara ini ia tinggalkan. Lalu, atas saran teman-temannya di Singapura dan Amerika, toko di Falatehan itu diperluas menjadi sebuah supermarket. Bisnisnya berkembang, Dick kemudian membuka lagi dua buah lainnya, di Jalan Melawai dan Jalan Cokroaminoto. Sejak saat itu, ia telah memantapkan dirinya sebagai pengusaha supermarket yang tangguh di Jakarta.
Menurut anak ketiga dari tujuh bersaudara, yang mengaku lahir dari keluarga sederhana, ini, diperlukan modal sekitar Rp 1 mil-yar untuk mendirikan sebuah supermarket di Jakarta. Sebagian besar dari jumlah itu tersedot untuk penyiapan sarana, seperti penyediaan tanah dan pembangunan gedungnya. "Untuk barang dagangannya, tidak begitu banyak makan modal," ujar Dick, ayah tiga anak.
Mempekerjakan sekitar 1.000 karyawan, ia menolak menyebut jumlah seluruh kekayaannya. Tetapi ada yang memperkirakan Rp 10 mil-yar. Pengeluaran terbesar untuk barang tidak tahan lama, seperti sayur dan daging. "Saya tidak mau menjajakan dagangan yang sudah tidak baik lagi," kata anggota Food Marketing Institute, AS, ini.
Dick penggemar anggur merah, meskipun jarang ke pesta. "Pesta hanya membuang-buang waktu," kata pengusaha yang tidak pernah mendapat pendidikan manajemen itu. Olah raganya hanya senam. Untuk suksesnya, "Saya berterima kasih kepada Magda," ujarnya. Magda, istri Dick, hampir tidak pernah mengeluh terhadap suaminya yang lebih banyak berada di luar rumah.
|