
Nama : DALI SOFARI
Lahir : Sukabumi, Jawa Barat, 9 Januari 1947
Agama : Islam
Pendidikan : -SR, Jakarta (1959)
-SMP Kanisius, Jakarta (1962)
-SMA Kanisius, Jakarta (1966)
-Fakultas Ekonomi UI (tingkat II, 1969)
Karir : -Direktur PT Adiguna Shipyard, Jakarta (1970-1980)
-Direktur Utama PT Permata Adiguna, Jakarta (1980-sekarang)
-Direktur Utama PT Citra Pembina, Jakarta (1981-sekarang)
-Direktur Utama PT Citra Tubindo, Jakarta & Batam (1984- sekarang). Meraih medali Emas power boating dalam PON VIII (1973)
-Pemilik Sasana Tinju Chandradimuka
-Anggota/Ketua Pertina (1982-1985)
-Anggota KTI (1985-sekarang)
-Ketua Umum Panitia Pelaksana kejuaraan tinju dunia profesional kelas Bantam Versi IBF, antara Ellyas Pical dan Judo Chun (1985)
Alamat Rumah : Jalan Bujana 1 AB, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 714025
Alamat Kantor : Wisma Metropolitan I, Lantai 11, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan Telp: 510609, 5782582
|
|
DALI SOFARI
Olah raga keras dan penuh tantangan seperti sudah menyatu dengan kehidupan pengusaha muda ini. Sejak usia belasan tahun ia terjun ke sirkuit balapan sepeda motor. Pada PON 1973 di Jakarta, Dali menyabet medali emas untuk nomor power boating. "Makin banyak unsur tantangannya, makin dituntut dari kita perhitungan yang matang," ujar Dali, menjelaskan kegemarannya pada olah raga kecepatan tinggi.
Pindah ke go-kart, kemudian rally dan balap mobil, Dali tetap termasuk tokoh yang harus diperhitungkan. Tetapi, kemudian, minatnya seperti tidak kunjung terpuaskan. Dali beralih lagi ke olah raga keras yang lebih "liar": berburu. Dan tidak tanggung-tanggung. Setelah puas menjelajahi hutan Indonesia, dari Aceh sampai ke Irian Jaya, ia, bersama teman-teman sehobi seperti Ponco Nugro Susilo dan Yapto Sulistiyo Soerjosoemarno, merambah rimba Tanzania, Kenya, dan Uganda di Afrika.
Dali tidak bisa dilupakan ketika ia turut berperan mengorbitkan Ellyas Pical sebagai juara dunia kelas superterbang tinju profesional versi IBF, Mei 1985. Tetapi, usai pertandingan, pemilik sasana tinju Candradimuka, Bali, ini berpisah jalan dengan Promotor Boy Bolang. Masalahnya tidak begitu jelas. Yang penting, Dali memperlihatkan sikap dewasa. "Kami berpisah karena Boy rupanya sudah mendapat partner kerja baru," katanya kalem.
Beberapa hari setelah perpisahan itu, Dali kembali jadi berita. Ia, secara sepihak, membatalkan kontrak pertandingan antara petinjunya Alexander Wassa dan Rudy Haryanto, untuk perebutan juara nasional kelas bulu profesional. Alasan Dali, Wassa, pemegang gelar kejuaraan tersebut, masih cedera.
Usaha Dali sebagai investor pertandingan Fransisco LisboawHerman Montes dari Meksiko, November 1985, juga belum berhasil. Dalam pertarungan memperebutkan peringkat kelas menengah ringan tinju profesional versi WBC itu, Lisboa terduduk -- dan tidak bangkit lagi -- di menit pertama detik ke-28 ronde kedua.
Namun, Dali pemilik empat perusahaan yang beroperasi di Jakarta dan Pulau Batam, itu seperti tidak bergeming. Dengan santai ia kemudian tampil lagi di arena balap mobil dan reli. Di situ, ia ketemu dengan Tinton Soeprapto, yang belakangan juga mulai tertarik sebagai promotor tinju bayaran.
Pemasok alat-alat pengeboran minyak ini juga aktif dalam kegiatan sosial. Terutama di Yayasan Cacat Mental "Mutiara", yang dikelola ibunya, di Cilandak, Jakarta Selatan. Menikah dengan Ati Sofiaty, 1970, Dali kini ayah tiga anak. Sang istri juga dikenal sebagai pembalap yang andal.
|