
Nama : NANI PRIHATANI SAKRI SOENARTO (NANI SAKRI)
Lahir : Yogyakarta, 25 Maret 1948
Agama : Islam
Pendidikan : -SD Ampri, Jakarta (1960)
-SMPN I, Jakarta (1963)
-SMAN III, Yogyakarta (1967)
-Arsitektur ITB, Bandung (Tingkat III, 1971)
-Belajar Fashion Designing ISWI, Jakarta (1972) ; Belajar Keperagawatian PAPMI, Jakarta (1973)
Karir : -Guru Studio I Modelling Institute
-Gelar Peragawati Favorit dari Persatuan Ahli Perancang Mode Indonesia (PAPMI) (1975)
-Main dalam film Tiada Maaf Bagimu dan Pengantin Remaja
Alamat Rumah : Jalan Danau Limboto C II/98, Pejompongan, Jakarta Pusat Telp: 581853
Alamat Kantor : Studio I Jalan Hang Tuah I No. 11, Jakarta Selatan Telp: 735402
|
|
NANI PRIHATANI SAKRI SOENARTO (NANI SAKRI)
Sakri Soenarto, anggota tentara yang kemudian berwiraswasta, mengharapkan anak pertamanya seorang lelaki. "Eh, tidak tahunya perempuan," tutur si anak yang kini dikenal dengan nama Nani Sakri, peragawati top Ibu Kota. Ayah yang "kecewa" itu lalu mendidiknya dengan keras, bagai anak laki-laki.
Tidak heran kalau si Nani kecil lalu menjadi kelaki-lakian. Bersama teman-temannya, yang umumnya pria, ia suka main layang- layang dan memanjat pohon. "Sering saya naik ke atap rumah untuk mengambil layangan 'nyangkut. Sampai saya dijuluki tomboy," kata peragawati berkulit hitam manis itu.
Lengkapnya bernama Nani Prihatani, cucu bekas tokoh Partai Masjumi, Soekiman, ini bersaudara tiga orang. Akrab dengan neneknya yang menjadi modiste, yang juga membuka kursus menjahit dan merancang pakaian, menumbuhkan minat dan bakatnya di bidang peragaan busana. Pada tiap kenaikan tingkat para peserta kursus, Nani kecil diminta neneknya tampil -- selalu disuruh memperagakan pakaian yang akan diuji.Di SMA, Nani paling gemar pada pelajaran menggambar, di samping bahasa Inggris dan Jerman. Ia sebenarnya ingin melanjutkan ke Fakultas Kedokteran, tetapi urung karena nilai pelajaran ilmu pastinya kurang. Lalu, seperti keinginan ayahnya -- yang pernah ditahan 3,5 tahun di zaman Orde Lama -- ia meneruskan ke jurusan Arsitektur ITB, tetapi terhenti pada tingkat III. Ia merasa bosan sendiri.
Di Jakarta, ibunya -- yang bercerai dengan ayahnya saat Nani berusia 12 tahun -- mebuka usaha jual-beli batik dan modiste. Kembali Nani mendapatkan jalan untuk berkecimpung lebih jauh di bidang peragaan pakaian. Hasilnya, 1975, ia meraih gelar Peragawati Favorit dari Persatuan Ahli Perancang Mode Indonesia (PAPMI). Ia juga sempat main dalam film Tiada Maaf Bagimu dan Pengantin Remaja.
Nani, yang acap memperagakan busana di AS, Eropa, Australia, dan berbagai negeri Asia, menyukai rancangan pakain Iwan Tirta dan Ghea Sukasah. Kini ia memasang tarif Rp 75 ribu (malam) dan Rp 35 ribu (siang) pada tiap penampilan. "Dan itu akan terus menurun . kalau sudah tua dan tidak terpakai lagi," kata Nani.
Nani, yang ramah dan murah senyum, sekitar 1982 bercerai dengan Rono. Anak tunggalnya, Aryo Gono, ikut sang ayah. Perceraian itu dianggapnya pengorbanan bagi kariernya.
|