A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | R | S | T | U | V | W | Y | Z

Norbertus Riantiarno




Nama :
Norbertus Riantiarno

Lahir :
Cirebon, 6 Juni 1949

Agama :
Katolik

Pendidikan :
- SD, Cirebon, 1960
- SMP, Cirebon, 1963
- SMA, Cirebon, 1967
- Akademi Teater Indonesia, Jakarta, 1968
- Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, 1971
- International Writing Program, University of Iowa, Iowa, Amerika Serikat, 1978


Karir :
- Berteater sejak 1965 di Cirebon
- Bersama Teguh Karya (kini almarhum) ikut mendirikan Teater Populer di Jakarta, 1968
- Pemain drama, pemain film-tv, penulis dan asisten sutradara panggung/film (1968-1977)
- Pendiri dan pemimpin Teater Koma (1977-sekarang); hingga 2001, sudah menggelar 94 produksi panggung dan televisi, antara lain: Rumah Kertas; Maaf, Maaf, Maaf; Jakarta Jakarta (mendapat Piala Citra untuk skenario terbaik pada FFI 1978); Kontes 1980; Bom Waktu; Suksesi, Opera Kecoa; Opera Julini, Opera Primadona, Sampek Engtay; Banci Gugat; Konglomerat Burisrawa, Pialang Segitiga Emas, Rumah Sakit Jiwa, Opera Ular Putih, Semat Gugat, Cinta yang Serakah; Opera Sembelit; Samson Delilah, Republik Bagong
- Karya layar lebar, Cemeng 2005 (The Last Primadona), 1995, diproduksi Dewan Film Nasional Indonesia


Kegiatan Lain :
- Redaktur majalah Zaman, 1979-1985
- Wapemred majalah Matra, 1985€“1988
- Pemimpin Redaksi majalah Matra, 1988 sampai Maret 2001
- Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta, 1985-1990
- Anggota Dewan Kesenian Jakarta, 1984-sekarang


Penghargaan :
- Piala Vidya untuk sinetron Karina pada Festival Sinetron Indonesia 1987 - Penulis Skenario Terpuji dari Forum Film Bandung atas skenario sinetron Kupu-Kupu Ungu - Lima hadiah sayembara penulisan Naskah Sandiwara Dewan Kesenian Jakarta (1972, 1973, 1974, 1975, 1997) - Hadiah Sayembara Naskah Drama Anak-anak dari Departemen P&K (1978) - Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Kebudayaan dari Departemen P&K atas nama Pemerintah RI, 1993. - Piagam Penghargaan dari Departemen Pariwisata dan Seni Indonesia, 1999 - Penghargaan Sastra Indonesia 1998 dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa; sekaligus meraih SEA Write Award, dari Raja Thailand untuk karyanya Semar Gugat

Keluarga :
Istri : Ratna Madjid Anak : 3 orang

Alamat Rumah :
Jalan Cempaka Baru 15, Jakarta Telepon 7350460

 

Norbertus Riantiarno


Lingkungan dekatnya, keluarga atau pun kawan-kawannya, memanggilnya Nano. Anak kelima dari tujuh bersaudara ini, berdasarkan perhitungan tradisi Tionghoa, bernaung dibawah shio Kerbau Tanah. Orang dengan shio ini, kata yang percaya, cenderung setia pada pilihanmya, meski jalannya lambat. Sebelum bersekolah, ia sudah bisa membaca. Kalau ditanya apa cita-citanya, ia bilang, mau jadi profesor.

Ketika kanak-kanak, ia hobi menonton teater rakyat, wayang, reog, dan masres (ketoprak), genjring dogdog -- semacam sirkus yang menggunakan tarian. Sampai-sampai, €œSaya selalu dikurung dalam gudang karena menonton sampai pagi.€ Di dalam gudang itu, Nano biasanya lantas menulis cerpen dan komik.

Orangtuanya heran, ketika Nano masih di sekolah menengah sudah bicara tentang pilihannya menjadi orang teater. Maklum, saat itu menjadi pegawai bank sedang jadi idola. Di keluarga tidak ada latar belakang teater. Ayahnya, M. Soemardi, adalah pegawai kereta api. Kegiatan keseniannya pada tingkat hobi melukis kaca. Ketika itu ayahnya bertanya, €œTeater? Untuk apa?€ Nano pun tidak bisa menjawab.

Sejak SMA, di tahun 1960-an, Nano mulai mengenal seni pertunjukan, bergabung dengan Teater Tanah Air yang bermarkas di RRI Cirebon. Suasana berkesenian waktu itu sangat kondusif. Nano turut mendengarkan jika Toto Sudarto Bachtiar dan Ajip Rosidi membaca puisi.

€œKegiatan teater mulai mempengaruhi saya, barangkali ini dunia yang cocok bagi saya,€ kenang Nano. Aria Pengemban adalah lakon yang pertama kali melibatkannya sebagai pemain, kendati cuma berperan sebagai pemegang tombak dan omong hanya dua kalimat. Perannya sebagai Scipion di Caligula -- lakon kedua yang memberinya peluang sebagai pemain itu -- pun hanya karena menggantikan temannya yang sakit. Tapi, €œMenurut orang, peran saya tidak begitu jelek. Saya jadi banyak fans, gadis muda yang cantik-cantik,€ tutur Nano.

Nano meneruskan studinya ke Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta. Bersama Boyke Roring dan Slamet Rahardjo, di luar jam kuliah, Nano mengikuti acting course di bawah bimbingan Teguh Karya. Teguh pula yang membawanya ke Hotel Indonesia, tempat Teguh menjadi stage manager, dan akhirnya Nano turut mendirikan Teater Populer, 1968. Berbekal gemblengan dari Teater Populer, Nano akhirnya mendirikan Teater Koma. Pada usia 26 tahun, pada tahun 1975, untuk mengenal kehidupan teater rakyat di pelbagai daerah, Nano berkeliling Indonesia selama enam bulan dengan berpindah-pindah tumpangan. Ketika hendak menuju Ujungpandang, perahu yang ditumpanginya dihantam gelombang. Nano selamat.

Pernah pula Nano berkeliling Jepang atas undangan Japan Foundation. Dan sempat menyusuri Skandinavia, Italia, Afrika Utara, Turki, Yunani, sampai Cina, untuk tujuan serupa.

Beberapa karyanya bersama Teater Koma batal dipentaskan karena masalah perizinan dengan pihak berwajib. Hingga 1998, Teater Koma masih memerlukan izin khusus jika berniat merencanakan pementasan. Baru sesudah reformasi, Teater Koma tidak perlu izin semacam itu lagi.

Di luar panggung, Nano menulis novel, skenario film dan sinetron, dan pernah bekerja sebagai redaktur majalah Zaman dan pemimpin redaksi majalah Matra.

Nano menikah dengan Ratna Madjid, juga seorang pemain drama. Pasangan ini dikaruniai tiga anak.

Copyright PDAT 2004

comments powered by Disqus

 


NANA NARUNDANA | NANA SUTRESNA SASTRADIDJADJA | NANDA TELABANUA | NANI PRIHATANI SAKRI SOENARTO (NANI SAKRI) | NANI SOEDARSONO | NANI YAMIN | NANIK JULIATI SURYAATMADJA | NANNY ANISTASIA LUBIS | NARTOSABDO | NELLY ADAM MALIK | NICHLANY | NICODEMUS LULU KANA | NILA CHANDRA | NILYARDI KAHAR | NOERBERTUS RIANTIARNO | NONO ANWAR MAKARIM | NOORCA MARENDRA MASSARDI | NUDDIN LUBIS | NUGROHO NOTOSUSANTO | NURADI | NURCHOLISH MADJID | NURFITRIANA SAIMAN | NURHAYATI DINI | NUSJIRWAN TIRTAAMIDJAJA (IWAN TIRTA) | NYA ABBAS AKUP | NYI TJONDROLUKITO | Naek L. Tobing | Nan Triveni Achnas | Norbertus Riantiarno | Nasir Tamara | Nia Dinata | Noni Sri Aryati Purnomo | Nungki Kusumastuti | Nursyahbani Katjasungkana | Nurul Arifin


Arsip Apa dan Siapa Tempo ini dipersembahkan oleh Ahmad Abdul Haq