
Nama : Nurkurniati Aisyah Dewi
Lahir : Jakarta, 4 Maret 1970
Agama : Islam
Pendidikan : - SD Muhammadiyah V, Jakarta (1982)
- SMP 12, Jakarta (1985)
- SMA 34, Jakarta (1988)
- College, Elizabethtown, Pennsylvania (1992)
- Sekolah Film Program NYU Tisch School of Art, Amerika Serikat (1993)
Karir : - Sutradara film Ca Bau Kan (2001)
- Sutradara film iklan, video klip
- Penulis skenario
Keluarga : Ayah : Dicky Iskandar Dinata
Ibu : Rosery Meita
Suami : Constantin Papa Dimitrio
Anak : 1. Janis
2. Gibran
Alamat Kantor : Kalyana Shira Film, Jalan Kemang Timur, Jakarta Selatan
|
|
Nia Dinata
BERAWAL dari nekat, Nia Dinata menghasilkan karya film cerita: Ca Bau Kan. Sebelumnya Nia hanya berkutat dengan video klip dan film iklan. Suatu hari, oleh produsernya di Kalyana Shira Film, Avi, ia disodori novel karya Remy Sylado. Setelah dibaca, Nia jatuh cinta pada novel dengan seting cerita tahun 1930-an itu. Avi pun sependapat.
Ketika novel tersebut diangkat ke film layar lebar, Nia bertindak sebagai penulis skenario sekaligus produser. Ia mengaku kesulitan menulis skenario. €œMenulis skenario itu justru lebih susah karena bukan dari kita ceritanya, tapi dari novel,€ ujar wanita bernama asli Nurkurniati Aisyah Dewi ini. €œSaya memang kepengin true ke novelnya, kalaupun ada yang ditambah, ceritanya memang persis novelnya,€ lanjutnya.
Saat memproduksi Ca Bau Kan, Nia sedang hamil €“- tapi itu bukan halangan baginya. Justru membuatnya lebih disiplin. Pada pemutaran perdana di berbagai tempat di Jakarta, Februari 2002, film tersebut diserbu kalangan tua dari etnis Tionghoa. Meski cukup berhasil menyedot penonton, Ca Bau Kan tak luput dari kritik. Tapi, Nia enteng saja menanggapinya. Kepada krunya yang sedang panik, ia bilang: €œKalau kita enggak mau menerima kritik pedas selama kita berkarya, ya sudah di rumah saja, nggak usah bikin sesuatu.€ Dan Nia berpegang pada prinsip: €œDalam hidup kita, kalau mau buat sesuatu, harus tahan mental.€
Waktu kecil Nia pernah bercita-cita jadi dokter ahli leukemia. Ibunya, yang pernah kuliah di Fakultas Kedokteran UI tapi tak selesai, juga menginginkan sulung dari tiga bersaudara ini jadi ahli medis. Tapi, ketika praktik biologi di SMA, €œAku tak tahan melihat darah,€ kata Nia. Nia pun akhirnya pindah jurusan sosial dan ia ingin berkecimpung di dunia komunikasi. Orangtuanya pun maklum.
Lulus SMA, Nia studi komunikasi massa di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat. Di tahun terakhir ia sempat mengambil mata kuliah kritik film. Setelah lulus dari universitas itu, Nia pindah ke New York. Di sana ia mengikuti kursus film dan bikin film pendek hitam-putih yang diputar di kota dunia itu.
Sebelum bergabung dengan Kalyana Shira Film, Nia pernah magang di acara €œSeputar Indonesia€ di RCTI, kemudian membuat iklan dan program TV. Mulailah ia membiasakan diri mengenal dan bekerja dengan kru. Sinetronnya Mencari Pelangi memenangi Piala Vidia pada Festival Sinetron Indonesia 1998 untuk kategori Drama Terbaik dan Film Terbaik.
Setelah menggarap Ca Bau Kan, Nia akan tetap menggeluti film making. €œKalau misalnya ada cerita yang cocok banget, aku mungkin lebih ke sutradara atau penulis skenario. Enggak menutup kemungkinan jadi produser,€ ujarnya.
Pengagum karya-karya Pramoedya Ananta Toer dan Umar Kayam ini hobi membaca sejak kecil. €œWaktu kecil aku baca karya Enid Blyton, Pearl S. Buck,€ tutur penggemar penulis perempuan Amerika, Amy Tan, ini. Kini bacaannya antara lain karya pengarang Prancis Albert Camus.
Nia perokok berat, sejak usia 21 tahun, setelah ia bisa cari duit sendiri. €œSebel sebenarnya, cuma sudah kebiasaan,€ kata praktisi yoga ini. Di waktu luang, ia dan anak-anak menemani suami, Constantin Papa Dimitrio, blasteran Indonesia-Yunani, berkebun, atau ke kebun binatang.
|