
Nama : NILA CHANDRA
Lahir : Surabaya, 13 Oktober 1926
Agama : Katolik
Pendidikan : SLA (1944)
Karir : -Mengajarkan kursus masak (sejak 1960)
-Membuka Cake/Bakery. "Nila Chandra" di Melawai Raya 9
Alamat Rumah : Jalan Kramat VI/25, Jakarta Pusat Telp: 736619, 770365
Alamat Kantor : Jalan Melawai Raya 9, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 351177
|
|
NILA CHANDRA
Mungkin, Nila Chandra satu-satunya orang Indonesia yang mampu membuat kue setinggi plafon. Itu pun atas pesanan Istana Kepresidenan. Bagaimana memotongnya? "Tentu dengan tangga," ujar Nelly -- panggilan akrabnya. Semua bisa dimakan. Ketika membuatnya, Nila diawasi langsung oleh Ibu Tien Soeharto.
Sebagai pembuat kue, Nila Chandra mungkin setaraf dengan Nyonya H.O.K Tanzil, kakak kandungnya sendiri. Memulai usaha perkuean sejak 1959, "Tante Nila", nama akrabnya yang lain, juga membuka kursus memasak kue, di rumahnya di Jakarta Pusat. Muridnya waktu itu, antara lain, Nyonya Rachmi Hatta, Nyonya Roosseno, dan Nyonya Makmun Murod. Jumlah muridnya mencapai puluhan ribu. Belakangan, ia membuka toko kue dan roti di sekitar Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kepandaian memasak diwarisi Nila dari orangtuanya. Si bungsu di antara tiga bersaudara ini memulai kariernya ketika pindah ke Jakarta, 1959, dengan membuka kursus masak. Merasa perlu mendalami pengetahuannya, sejak 1965 ia pergi ke Filipina, Australia, AS, Prancis, Belgia, Belanda, dan Jerman. "Setiap setengah tahun sekali saya ke luar negeri, khususnya Jerman. Untuk mengikuti perkembangan masak-memasak," tutur wanita yang cuma berpendidikan Sekolah Dagang itu.
Resep yang didapat dari luar negeri disesuaikannya dengan lidah Indonesia -- tanpa mengubah nama, agar tidak dikira telah menciptakan resep baru. "Saya tidak mau mengecoh murid," katanya. Di Jerman, ia berhasil mengetahui rahasia membuat kue tahan lama. Yaitu dengan membubuhkan semacam obat yang disebut TBM, sejenis zat pengempuk, dan VX, zat antijamur. Obat itu ia sebar luaskan melalui murid-muridnya. Ia memang tidak suka menyimpan rahasia ramuan kue. Resep yang diajarkan mudah dipraktekkan, dan rumahnya terbuka sampai jauh malam bagi yang ingin menanyakan -- juga melalui telepon -- hal-hal yang belum jelas.
Inilah yang mungkin menjadi kunci suksesnya. Nila rajin berkorespondensi dengan para muridnya yang menyebar sampai ke luar negeri. Setahun sekali mereka berpameran bersama. "Saat itulah terkadang saya menangis terharu," ujar usahawan yang konon lebih mementingkan berkawan daripada hanya memburu uang.
Dua dari empat orang anaknya kini membantu menangani toko kue Nila Chandra. Sedangkan suaminya, dahulu, pengusaha bioskop di Flores, Nusa Tenggara Timur.
|