
Nama : NICODEMUS LULU KANA
Lahir : Payeti, Suma Timur, Nusa Tenggara Timur, 10 Agustus 1937
Agama : Protestan
Pendidikan : -SD Kristen, Payeti (1951)
-SGB Kristen, Payeti (1954)
-SGA Kristen, Surabaya (1957)
-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Satya Wacana, Salatiga (1962)
-Universitas Cornell, Ithaca, AS (1966)
-Fakultas Sastra UI, Jakarta (Doktor, 1978)
Karir : -Dosen Universitas Kristen Satya Wacana (1962-sekarang)
-Direktur Lembaga Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana (1984-sekarang)
-Anggota Kelompok V Dewan Riset Nasional (1984-sekarang)
Kegiatan Lain : Ketua GMKI Cabang Salatiga (1959-1960)
Karya : Karya tulis penting:
Dunia Orang Sawu, Sinar Harapan, 1983
Alamat Rumah : Jalan Imam Bonjol 24 B-1, Salatiga, Jawa Tengah
Alamat Kantor : Jalan Diponegoro 54-58, Salatiga, Jawa Tengah
|
|
NICODEMUS LULU KANA
"Selaku warga suku Sawu, saya merasa wajib mempelajari adat-istiadat sendiri," ujar anak keempat dari delapan bersaudara ini. Melakukan studi di Vrije Universiteit Amsterdam, Negeri Belanda, ia meraih gelar doktor di Fakultas Sastra UI, dengan disertasi Dunia Orang Sawu, Suatu Analisa Deskriptif tentang Asas-Asas Penataan dalam Kebudayaan Orang di Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT), 1978.
Nico -- demikian ia biasa dipanggil -- agaknya mengikuti jejak sang ayah, Stefanus Hira Kana, seorang guru. Setelah lulus FKIP di Universitas Kristen Satya Wacana, 1962, ia mengajar di perguruan tinggi itu. Kemudian, Nico mendalami antropologi budaya di Universitas Cornell, Ithaca, New York, AS, hingga meraih gelar M.A., 1965.
Kini, Direktur Lembaga Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana itu juga anggota Kelompok V Dewan Riset Nasional, sejak 1984. Sebelumnya, ia telah melakukan sejumlah penelitian tentang masyarakat desa di NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Selain rajin menulis di sejumlah harian dan majalah, Nico dosen luar biasa pada Jurusan Antropologi Fakultas Sastra & Budaya UGM. Ia juga giat dalam berbagai pertemuan keilmuan di dalam dan di luar negeri.Kendati tidak khusus menelaah gejala perubahan dalam kebudayaan Sawu, Nico melakukan studi di Mahara, suatu tempat seluas 73,7 kmu22 di sebelah barat Pulau Sawu yang luasnya 540 kmu22. "Kebudayaan Sawu menunjukkan pandangan tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial dalam artinya yang mencakup baik manusia dalam hubungan dengan manusia lain, dengan alam, dan dengan kekuatan- kekuatan gaib," tulisnya dalam Dunia Orang Sawu, disertasinya yang kemudian diterbitkan sebagai buku oleh Penerbit Sinar Harapan, 1983.
Yang dimaksud dengan orang dan kebudayaan Sawu, menurut Nico, ialah kelompok penduduk serta lingkungan budaya dari orang- orang yang mendiami Pulau Sawu dan Raijua. Kebudayaan ini termasuk lingkungan budaya yang dapat digolongkan cukup homogen -- sebagai suatu penelitian etnologis -- tetapi juga mengandung keanekaragaman.
"Gejala perubahan dalam kebudayaan Sawu pasti juga sudah terjadi," tulisnya lagi. "Namun, asas-asas struktural dalam kebudayaan Sawu di tanah Mahara sama sekali belum kehilangan kemampuannya untuk menyerap hal-hal baru." Nico menyebutkan contoh, penduduk Sawu yang telah menganut agama Kristen, misalnya, digolongkan sesuai dengan asas struktural budaya Sawu ke dalam kelompok "pendatang", dan sebagainya.
Menikah dengan Ribkah Isti Wahayu, Nico kini ayah tiga anak. Ia menggemari banyak cabang olah raga.
|