
Nama : NANIK JULIATI SURYAATMADJA
Lahir : Surabaya, 10 Juli 1956
Agama : Protestan
Pendidikan : -SD Giki, Surabaya (1968)
-SMP JP Trisila, Surabaya (1971)
-SMA JP Trisila, Surabaya (1974), Fakultas Teknik Sipil Universitas Petra, Surabaya (Tingkat II, 1977)
Karir : -Perenang: Pada PON IX (1977) berhasil memecahkan 10 Rekor Nasional dan 12 Rekor PON
-Pada SEA Games IX (1977) berhasil memecahkan 6 Rekor SEA, dan 3 Rekor Nasional
-Pada Asian Games VIII (1978) berhasil memecahkan 6 Rekor Nasional
-Pada SEA Games X (1979) berhasil memecahkan 6 Rekor SEA dan 7 Rekor Nasional Pada PON XI Jakarta (1985) berhasil meraih 2 emas, 1 perak, dan 1 perunggu dalam nomor selam
Kegiatan Lain : -Pelatih pada Klub Renang Hiu (Surabaya)
-Pengasuh Isna Physical Center
Alamat Rumah : Jalan Prapen Indah VI/D7, Rungkut, Surabaya 60299 Telp: 819270
|
|
NANIK JULIATI SURYAATMADJA
Memasuki usia ke-29, April 1985, bekas "Ratu Renang SEA Games X" itu masih mampu menyeberangi Selat Madura. Ia peserta putri pertama yang mencapai garis finish, dan menyelesaikan jarak 3,8 km itu dalam waktu 53 menit 50 detik. "Selain melawan arus dan ombak, kami juga harus menghadapi ubur-ubur," tutur Nanik, atau Nonik, sebagaimana ia biasa dipanggil. Dalam "perjuangan" itu, paha kanan bekas ratu renang Asia Tenggara ini sempat tersengat binatang laut beracun itu.
Dalam PON XI di Jakarta, September 1985, pemetik beberapa medali emas dan perak itu memperkuat kontingen Jawa Timur di cabang selam. Artinya, "Tetap tampil di kolam renang," ujar Iskandar Suryaatmadja, pelatih yang kemudian menjadi suaminya. Pertandingan 400 meter scuba diving memang dilangsungkan di kolam renang yang pernah dirajainya.
Sebagai perenang, bakat Nanik mulai kentara pada PON VIII di Jakarta. Ia kemudian dikirim berlatih ke New Jersey, AS. Diterjunkan dalam 12 nomor pada PON IX di Jakarta, Nanik menyabet 11 emas dan satu perak. Dalam SEA Games IX di Kuala Lumpur, ia merebut empat emas dan tiga perak.
Kunci keberhasilan Nanik, agaknya, terletak pada disiplinnya yang ketat. Ia biasanya bangun pada pukul empat subuh, berenang tiga sampai lima ribu meter pagi hari, kemudian lima sampai tujuh ribu meter sore harinya. Porsi itu masih ditambah dengan latihan dengan mesin Nautilus tiga kali seminggu.
Pelatih terkenal Singapura, Neo Chwee Kok, pernah menyebut Nanik sebagai "benar-benar wanita istimewa". "Sulit dicari perenang yang bisa naik terus prestasinya seperti dia," ujar bekas bintang renang Asia 1960-an itu. Pujian ini, agaknya, tidak berlebihan. Menikah pada 1980, dalam PON X 1981 Nanik masih merebut delapan emas, dua perak, dan satu perunggu dari 12 nomor pertandingan yang diikutinya.
Kini, anak bungsu dari tiga bersaudara itu sudah menjadi ibu dua anak. Di samping giat melatih dalam klub renang Hiu, Surabaya, ia juga mendirikan Isna Physical Center, bersama suaminya. Mudah ditebak: "Isna" itu singkatan nama pasangan pencinta air ini, Iskandar dan Nanik. Ketika ditanya kegemarannya, Nanik menjawab singkat, "Olah raga renang."
|