Nama : HASAN POERBOHADIWIDJOJO
Lahir : Magelang, Jawa Tengah, 21 Juli 1926
Agama : Islam
Pendidikan : - HIS, Karanganyar (1940)
- MULO-SMP I, Yogya (1944)
- SMT I, Yogyakarta (1948)
- Fakultas Teknik UI, Bandung (1958)
Karir : - Kepala Biro Pembangunan ITB (1966-1970)
- Dekan Fakultas Perencanaan & Seni Rupa ITB (1962-1964)
- Ketua Jurusan Arsitektur ITB (1969-1973)
- Wakil Ketua Proyek Markas Besar Hankam (1971-1974)
- Executive Manager Proyek Perbaikan Kampung UNEP (1976-1979)
- Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (1979-sekarang)
- Anggota Dewan Riset Nasional (1985-sekarang)
Kegiatan Lain : - Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (1985-sekarang)
- Anggota Dewan Pembina Yayasan Bina Lingkungan Hidup (1983- sekarang)
Karya : - Design & Construction of Low Cost Housing, An EastwWest Perspective, Co-author bersama L. Goodman et.al., Pergamon Press, 1977
Alamat Rumah : Jalan Sangkuriang 42, Bandung Telp: 83609
Alamat Kantor : Pusat Penelitian Lingkungan ITB Jalan Sangkuriang, Bandung Telp: 85606
|
|
HASAN POERBOHADIWIDJOJO
Pernah bercita-cita menjadi penerbang di masa kecilnya, Hasan Poerbo menggemari aeromodelling dan terbang layang pada masa remajanya. Entah mengapa, ia memilih masuk Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UI (kini ITB) Bandung, kendati semua itu turut menupang keahliannya di bidang perencanaan kota.
Bagi Hasan Poerbohadiwidjojo, terbang layang menerbitkan perasaan romantis tertentu. "Sayalah orang Indonesia pertama yang menerbangkan pesawat layang, di Yogya pada 1947," tutur Hasan, yang pernah akrab dengan dua tokoh penerbangan Indonesia, Almarhum Abdurrachman Saleh dan Almarhum Nurtanio. Ia sudah mengantungi 240 jam terbang ketika mengundurkan diri dari olah raga angkasa itu. "Tidak diizinkan istri," katanya.
Anak ketujuh dari delapan bersaudara bekas wedana itu merampungkan sekolah menengahnya di Yogyakarta. Pada tahun- tahun pertama Kemerdekaan, Hasan bergabung dalam organisasi pelukis, sebelum membantu jawatan penerangan TNI-AU dan menjadi anggota Tentara Pelajar. Setamat SMT (SMA), ia mendalami arsitektur pada FT UI di Bandung. Gelar master untuk bidang civic design diambilnya di Universitas Liverpool, Inggris, 1961.Dekan Fakultas Perencanaan & Seni Rupa ITB, 1962-1964, ini belakangan lebih memusatkan perhatiannya pada bidang kajian pembangunan. "Saya menemukan interest baru," kata Hasan yang menjadi Direktur Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) ITB sejak lembaga itu berdiri, 1979. Sambil meneliti proyek pembangunan bermodal besar dan berteknologi canggih, PPLH juga menyimak pengaruh timbal baliknya dengan lingkungan tempat proyek tersebut berlokasi. "Penelitian kami bertujuan menjembatani industri sektor modern dengan masyarakat sekelilingnya," kata Hasan Poerbo. Sejak 1982, PPLH juga meneliti para pemungut sampah di Bandung.
Anggota Dewan Riset Nasional itu dinilai oleh beberapa kalangan "melawan arus". Ini diakuinya sendiri. Misalnya, ia menilai, kebijaksanaan pembangunan dewasa ini terlalu "deterministik" -- "semacam fait accompli dari atas". "Pembangunan kita cenderung supply-approach, bukan demand- approach. Orang menganggap, asal sekian prasarana sudah dibangun, tanpa perlu mempertimbangkan aspek manusiawi dari para pengguna prasarana, sudah bisa menyelesaikan masalah," ujarnya.
Di samping acap menulis di media Kompas dan Prisma, Hasan Poerbo juga mengarang sejumlah karya tulis, sendiri atau bersama pengarang lain. Ia adalah co-author L. Goodman et.al. untuk buku terbitan Pergamon Press, 1977, Design & Construction of Low-Cost Housing, An East-West Perspective. Menikah dengan Partini, 1961, Hasan dianugerahi empat anak.
|