Nama : HILDAWATI SIDDHARTHA (HILDAWATI SOEMANTRI)
Lahir : Jakarta, 26 November 1945
Agama : Islam
Pendidikan : - SD, Den Haag (1957)
- SLP Sumbangsih, Jakarta (1961)
- SMA I, Jakarta (1964)
- Seni Rupa ITB, Bandung (1971)
- Pratt Institute, Brooklyn, New York (doktor, 1976)
- Studi keramik di Jepang (1978)
Karir : - Ketua Jurusan IKJ Departemen Seni Rupa (1984-sekarang)
- Dosen IKJ
- Seniman Keramik
Alamat Rumah : Jalan D No. 4, Warung Buncit, Jakarta Selatan Telp: 791962
Alamat Kantor : IKJ Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat Telp: 334216
|
|
HILDAWATI SIDDHARTHA (HILDAWATI SOEMANTRI)
Delapan kali berpameran, hanya sebuah keramiknya yang laku. Itu pun dibeli oleh Kedutaan Belanda, seharga US$ 150 ribu. Mengapa? "Mungkin terlalu mahal," ujar Hildawati Siddhartha. Karya seni keramik Hilda yang memang bukan barang "fungsional" memerlukan ruang pajangan yang luas. "Keramik saya merupakan komposisi 20 sampai 30 komponen. Siapa yang mau membeli?" katanya.
Hilda, lulusan ITB (1971) yang mengambil gelar master pada Pratt Institute, Brooklyn, New York, AS, ini mengaku penganut "keramik aliran bebas". Yaitu, "yang tidak bergantung pada fungsi pakainya." Tetapi, sebagai pengajar -- dan Kepala Departemen Seni Rupa -- Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ia juga memberi pelajaran keramik fungsional, yang hasilnya bisa diperjualbelikan. "Terserah mereka, mau memilih aliran mana," katanya.
Hildawati mulai menyenangi keramik ketika duduk di SD di Den Haag, Negeri Belanda. Almarhum ayahnya, R. Soemantri, pernah bekerja pada Kedutaan Besar RI di sana. "Sejak kecil saya suka bermain tanah liat," kata Hilda anak kelima dari sembilan bersaudara.Ia menolak sebuah anggapan, yang menyebutkan dirinya pengikut aliran "keramik lukisan". "Tidak ada itu aliran keramik lukisan," kata Hilda. Selama lima bulan pada 1984 ia meneliti keramik Majapahit, sebagai lanjutan penelitiannya di Trowulan, 1971. Hasil penelitian itu akan dijadikannya bahan disertasi program doktornya. "Tapi baru rencana," kata Hilda.
Hilda, yang menikah dengan Arsitek N. Siddhartha, telah meninjau perkembangan keramik di Filipina, India, AS, Jepang, Eropa Barat, dan Australia. Di sebuah pabrik keramik di Amerika, Hilda secara tidak sengaja memecahkan satu rak barang keramik. Seniwati keramik itu sangat terkejut, tetapi para karyawan pabrik tenang-tenang saja. "Mungkin karena keramiknya dibuat dengan mesin," komentar Hilda, yang rajin jogging ini.
|