Nama : ABDUL AZIS LAMADJIDO
Lahir : Palu, Sulawesi Tengah, 1 September 1932
Agama : Islam
Pendidikan : - SD, Palu (1946)
- SMP, Gorontalo (1950)
- Sekolah Kehakiman Menengah Atas, Makassar (1954)
- Akte B-I Hukum, Makassar (1956)
- Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar (1964)
Karir : - Ajun Jaksa pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Takalar, Sulawesi Selatan (1954-1956)
- Jaksa Kelas I Kejari Makassar (1957-1959)
- Kepala Kejari Palu (1958-1961)
- Kepala Kejari Donggala (1964-1966)
- Bupati Donggala (1966-1978, dua kali masa jabatan)
- Kasubdit Keuangan pada Direktorat Ekonomi/Pembangunan Bidang Inteligen Kejaksaan Agung RI (1978-1982)
- Asisten Bidang Pembinaan Kejaksaan Tinggi Sul-Sel, Ujungpandang (1982-1983)
- Kepala Kejati Sulawesi Tengah (1983-1986)
- Gubernur Sulawesi Tengah (1986)
Kegiatan Lain : - Ketua Majelis Pembimbing Gudep Pramuka Adhyaksa Kejati Sul-Teng (sejak 1983)
- Ketua Pelaksana Harian KONI dan Ketua Umum PASI Sul-Teng (sejak 1984)
Alamat Kantor : Kantor Gubernur KDH Tingkat I Sulawesi Tengah Palu, Sulawesi Tengah
|
|
ABDUL AZIS LAMADJIDO
Sejak kecil Abdul Azis Lamadjido bercita-cita menjadi seorang ahli hukum. Itulah sebabnya, setamat SMP di Gorontalo, 1950, ia masuk ke Sekolah Menengah Kehakiman Atas (SMKA) di Makassar -- sekarang Ujungpandang. Di ibu kota Sulawesi Selatan itu pula, Azis -- demikian nama panggilannya -- bertemu dengan Marhumah Daeng Ani, yang dinikahinya pada 1953.
Setahun kemudian, Azis berhasil menyelesaikan sekolahnya, hampir bersamaan dengan kelahiran putri sulung mereka. Berbekal ijazah SMKA, ia memulai karier sebagai ajun jaksa pada Kejaksaan Negeri Takalar sambil mengikuti pendidikan Akta B-I Institut Ilmu Hukum (IIH) Makassar.
Tidak puas hanya mengantungi ijazah Akta B-I, ia memasuki Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Kariernya pun menanjak menjadi jaksa pada Kejaksaan Negeri Makassar (1957-1959), kemudian Kepala Kejaksaan Negeri Palu (1958-1961).Tiga tahun kemudian, Azis meraih gelar sarjana hukum ketika menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Donggala, Sulawesi Tengah. "Keberhasilan karier dan pendidikan yang diraihnya, menurut Azis, "Semuanya berkat dorongan istri saya."
Ketika jabatan bupati di Kabupaten Donggala mengalami kekosongan, 1966, Azis memperoleh dukungan masyarakat untuk memimpin daerah itu. Ia mulai dengan penertiban administrasi pemerintahan. "Saya menerapkan sistem clean deks, tidak ada pekerjaan yang menumpuk di atas meja," ujarnya ketika itu. Ia sendiri memberi contoh dengan menandatangani surat yang disodorkan sambil menerima tamu. Di mata masyarakat, Azis adalah, "Bupati yang bisa dicegat di jalan, dan bisa bergaul dengan golongan masyarakat paling bawah," ujar seorang pejabat di Palu. ; Dengan sikap tegas kepada bawahan dan luwes terhadap masyarakat, Azis memegang jabatan bupati Kabupaten Donggala hingga 1978. Kemudian, ia bertugas pada Kejaksaan Agung RI di Jakarta, sebelum diangkat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, 1983.
Tiga tahun menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi, ayah tujuh anak dan kakek delapan cucu itu terpilih sebagai Gubernur Sulawesi Tengah, 1986-1991. "Saya akan memulai tugas dengan penertiban ke dalam sambil melanjutkan program para pendahulu," ujar gubernur bertubuh gempal itu kepada wartawan, usai upacara pelantikan oleh Mendagri Soepardjo Rustam, Februari 1986.
Pejabat yang dikenal tegas ini gemar berolah raga renang, bulu tangkis, sepak bola, di samping menyenangi musik dan seni suara.
UPDATE 2003:
Masa jabatan Azis Lamadjido berlanjut untuk kedua kalinya, setelah pada pemilihan gubernur Sulteng untuk periode 1991-1996, Abdul Aziz memperoleh suara terbanyak. Pada 20 Juli 1995, Abdul Aziz mengajukan surat permohonan berhenti sebagai gubernur. Dan, baru pada Februari 1996, Abdul Aziz menyerahkan jabatan gubernur Sulteng kepada H Banjela Paliudju.
|