Nama : AHMAD SYAFII MAARIF
Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, 31 Mei 1935
Agama : Islam
Pendidikan : - SD, Sumpurkudus (1947)
- SMP, Lintau/Yogya (1950)
- SMA, Yogyakarta (1956)
- FKIP Cokroaminoto, Surakarta (1964)
- FKIS IKIP, Yogyakarta (1968)
- Universitas Chicago, AS (Doktor, 1982)
Karir : - Anggota Kelompok Pemikir Masalah Agama Departemen Agama (1984-kini)
- Dosen/Lektor Madya FPIPS-IKIP Yogyakarta (1983-1985)
- Dosen Pascasarjana IAIN Yogyakarta (sekarang)
Kegiatan Lain : - Anggota Muhammadiyah (1955-kini)
- Anggota HMI (1957-1968)
- Pengurus HMI Surakarta (1963-1964)
Karya : - Mengapa Vietnam Jatuh Seluruhnya ke Tangan Komunis, Yayasan FKIS-IKIP Yogyakarta 1975
- Dinamika Islam, Shalahuddin Press, 1984)
- Islam, Mengapa Tidak?, Shalahuddin Press, 1984
- Percik-Percik Pemikiran Iqbal (bersama M. Diponegoro), Shalahuddin Press, 1984)
- Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985
Alamat Kantor : Karangmalang, Yogyakarta Telp: 86168 pesawat 248
|
|
AHMAD SYAFII MAARIF
Dalam 25 tahun terakhir, realisasi cita-cita kemerdekaan sering terancam berbagai kecenderungan otoriter dalam kehidupan politik Indonesia. Ini dimulai pada masa Demokrasi Terpimpin. Menurut Ahmad Syafii Maarif, ironisnya, pada periode Demokrasi Pancasila, yang pada mulanya merupakan gerakan antitesis terhadap Demokrasi Terpimpin, "ternyata belum bisa membebaskan dirinya dari kecenderungan-kecenderungan otoriter di atas."
Berbicara di depan peserta program pendidikan LBH Yogyakarta, 1985, Maarif menjelaskan lebih jauh bahwa elite politik pada masa Demokrasi Pancasila berasal dari generasi ketiga pejuang kemerdekaan, yaitu generasi 1945 ditambah oknum-oknum generasi 1966. "Generasi 1945 adalah generasi yang tampil ke depan karena paksaan sejarah. Karena itu, mereka kurang persiapan untuk menangani sebuah negara modern," ujarnya. Sedangkan sejumlah tokoh yang diajak masuk ke dalam jaringan kekuasaan, tampaknya, larut juga dalam suasana politik yang masih penuh dengan pembatasan-pembatasan.
Maarif, yang juga akrab dengan panggilan Syafii, ahli di bidang pemikiran Islam. Ia mengambil seluruh pendidikan menengahnya di Mualimin Muhammadiyah. Mula-mula di Lintau, Sumatera Barat, kemudian di Yogyakarta. Setelah mengambil pendidikan FKIP Cokroaminoto Surakarta di Solo, ia kembali ke Yogyakarta untuk menyelesaikan FKIS IKIP, 1968. Syafii juga bekas aktivis HMI Surakarta.
Anak bungsu di antara empat bersaudara ini kemudian pergi ke AS untuk mendalami ilmu pemikiran Islam pada Universitas Chicago, Illinois. Di sanalah ia meraih gelar doktor pada 1982, dengan disertasi Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia.
Maarif rajin berseminar dan menulis, dan sebagian besar karangannya mengenai Islam. Bukunya antara lain berjudul Dinamika Islam dan Islam, Mengapa Tidak? kedua-duanya diterbitkan oleh Shalahuddin Press, 1984. Kemudian Islam dan Masalah Kenegaraan, yang diterbitkan oleh LP3ES, 1985.
Sebagai kolumnis, dosen Pasca-Sarjana IAIN Yogyakarta yang sehari-harinya mengajar di FP IPS IKIP Yogyakarta ini menulis artikel di majalah Panji Masyarakat, Suara Muhammadiyah, Genta, di samping di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta.
Menikah dengan Nurkhalifah, ia ayah seorang anak laki-laki. Ia menggemari olah raga tenis meja, bulu tangkis, catur, di samping menonton sepak bola dan menembak burung.
UPDATE:
Saat ini Syafi'i Ma'arif menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1999-2004. Di bawah kepemimpinnya, Muhammadiyah menunjukkan kemitmen keislaman dan kebangsaan yang kuat. Kini, selain mengurus Muhammadiyah, guru besar IKIP Yogyakarta ini juga rajin menulis, di samping menjadi pembicara dalam sejumlah seminar. Sebagian besar tulisannya adalah masalah-masalah Islam, dan dipublikasikan di sejumlah media cetak.
|