Nama : Anang Supena
Lahir : 1970
Pendidikan : - Akademi Kepolisian, Semarang (1991)
- Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (2000, droup out)
Karir : Anggota Satuan Gegana Markas Besar (Mabes) Polri (1991-2003)
Keluarga : Ayah : Adung Suganda
Ibu : Popon Hernawati
Alamat Rumah : Jalan Bukit Duri Utara 43, Tebet, Jakarta Selatan
|
|
Anang Supena
Nama Anang Supena mendadak terkenal ketika ia ditangkap karena dituduh sebagai pelaku pengeboman di kompleks Merkas Besar (Mabes) Polisi di Jakarta. Sang Ajun Komisaris Polisi mengaku ia melakukan tindak kriminal itu karena sakit hati pada institusi Kepolisian RI.
Anang menjadi polisi dengan mengikuti jejak ayahnya, Adung Suganda— pensiunan polisi (1990), yang terakhir bertugas di Markas Polisi Wilayah Kota Besar Bandung. Lulus SMA, 1988, ia mendaftar masuk Akademi Kepolisian di Semarang, Jawa Tengah. Setelah melalui tes seleksi, ia diterima. Lulus tiga tahun kemudian, 1991, Anang menjadi anggota Tim Gegana Mabes Polri. Anak pertama dari tiga bersaudara ini berkesempatan mengikuti kursus antiteror dan perakitan bom di Inggris.
Anang pernah bertugas di Aceh. Sepulang dari Aceh, ia mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta. Saat itu, Anang—menurut kawan-kawan seangkatannya—dikenal sebagai mahasiswa pintar dan mudah bergaul. Tapi tingkat kedewasaannya sebagai polisi dinilai kurang matang, sehingga ia mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif, seperti narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya. Teman-temannya sudah berusaha membantu penyembuhannya, tetapi sangat sulit.
Karena terlibat narkoba itulah ia dikeluarkan dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIP), pertengahan 2000. Entah karena kecewa, Anang melakukan desersi – dan karena itu ia dalam proses pemecatan.
Belum lagi proses tersebut selesai, tiba-tiba jadi terkenal, karena diduga mengebom Wisma Bhayangkari, Mabes Polri, Senin pagi 3 Februari 2003. Anang ditangkap di kamar kosnya di Jalan Bukit Duri Utara 43, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu dini hari 15 Februari 2003.
Dalam pemeriksaan awal yang tidak berbelit-belit, Anang langsung mengaku sebagai pelaku tunggal peledakan di Wisma Bhayangkari, yang berada dalam kompleks Mabes Polri. Ia mengaku peledakan itu dilakukannya karena sakit hati dipecat sebelum ia lulus dari PTIK.
Anang Supena kemudian ditahan di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Metro Jaya. Karena itu, pemuda pendiam dan jarang keluar rumah ini tak bisa melakukan beberapa hobinya: bermain PlayStation, sepakbola bersama anak-anak kecil di halaman rumah, dan menaikkan layang-layang.
Seorang perempuan bernama Linda dikabarkan kerap bertandang ke tempat kosnya itu. Namun ketika Anang ditangkap di sana, pacarnya tersebut tidak berada di sana, yang kemudian menjadi buruan polisi.
|