Nama : SINTONG PANJAITAN
Lahir : Tarutung, Sumatera Utara, 4 September 1941
Agama : Protestan
Pendidikan : - SD, Tarutung (1953)
- SMP, Tarutung (1956)
- SMA, Tarutung (1959)
- Akademi Militer Nasional, Magelang (1963)
- Suslapa
- Seskoad
- Seskogab
Karir : - Danton RPKAD di Jakarta (1964)
- Danki RPKAD di Solo (1967)
- Dan Prayuda di Jakarta (1969)
- Dan Karsayuda RPKAD di Jakarta (1972)
- Kasop Grup IV Kopassandha (1973)
- Wadan Grup Kopassandha di Jakarta (1975)
- Asop Kopassandha di Jakarta (1978)
- Dan Grup III Kopassandha di Jakarta (1980)
- Dan Pusat Pendidikan Sandi Yudha Lintas Udara di Batujajar, Jawa Barat (1982)
- Danjen Kopassus AD (1985-sekarang)
Alamat Rumah : Kompleks Kopassus AD Cijantung, Jakarta Timur
Alamat Kantor : Kompleks Kopassus AD Cijantung I, Jakarta Timur Telp: 849772
|
|
SINTONG PANJAITAN
Nama Sintong Panjaitan, melesat naik ketika terjadi pembajakan pesawat DC-9 Garuda Woyla, Maret 1981. Sintong, saat itu berpangkat letnan kolonel, membawa sepasukan Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha -- kini Kopassus) ke bandar udara Don Muang, Bangkok, dan berhasil membebaskan sandera serta menumpas pembajaknya sekalian.
Padahal, sebelumnya kemampuan pasukan Baret Merah Indonesia itu sempat dipandang leceh oleh pers asing. Mereka kurang yakin Indonesia sudah memiliki sebuah pasukan antiteroris. Ketika ternyata pasukan pimpinan Sintong berhasil mengakhiri pembajakan melalui operasi yang cuma berlangsung tiga menit, tidak saja wartawan yang gempar, tetapi juga seluruh dunia.
Dalam ukuran lebih kecil, walaupun tidak kurang pentingnya, sukses Sintong sebagai pemimpin pasukan sudah diperagakannya pada usia lebih muda. Waktu itu, 1 Oktober 1965, anak Tarutung, Sumatera Utara, ini baru dua tahun lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) saat diperintahkan membawa sepasukan kecil Resimen Para Komando AD (RPKAD) menyerbu RRI Jakarta yang sedang dikuasai pasukan pro G-30-S/PKI. Dan Sintong, masih letnan satu waktu itu, berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.Ia anak keenam dari 10 bersaudara. Ayahnya cuma seorang mantri kesehatan. Begitu menamatkan SMA di Tarutung, Sintong merantau ke Jakarta lalu ikut tes masuk AMN, dan lulus.
Pengalaman tempurnya cukup banyak. Di samping operasi merebut RRI dan pembajakan pesawat Garuda ia turut menumpas gerombolan PGRS di Kalimantan Barat dan OPM di Irian Jaya, serta ikut dalam tim penutup penyergapan Kahar Muzakkar di Sulawesi.
Perwira generasi muda ABRI ini pernah bertugas sebagai Komandan Pusat Pendidikan (Pusdik) Sandhi Lintas Udara di Batujajar, Jawa Barat. Sebagai komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), ia menggantikan Brigjen Wismoyo Arismunandar, yang sama-sama lulusan AMN 1963. Sejak pasukan elite ini bernama RPKAD, yang didirikan pada 1952, Sintong adalah komandannya yang kesepuluh.
Ketika melantik Sintong sebagai Komandan Kopassus, KSAD Jenderal Rudini menekankan bahwa reorganisasi Kopassus, seiring dengan reorganisasi ABRI secara keseluruhan bertujuan meningkatkan daya tempur dan daya gempur satuan TNI-AD. "Bentuk fisik dalam reorganisasi adalah membangun suatu kekuatan siap, kecil, tetapi efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas," ujarnya.
Menikah dengan Lentina Napitupulu, 1971, pria yang pernah mengikuti Ekspedisi di Lembah X, Irian Jaya, ini dikaruniai dua anak. Di samping olah raga, Sintong gemar membaca.
|