Nama : SOERJOSOEMARNO
Lahir : Solo, Jawa Tengah, 10 Mei 1913
Agama : Protestan
Pendidikan : - SD (1928)
- SMP (1931)
- SMA (1934)
- Sekolah Elektronik, Delft, Negeri Belanda (1946)
- Civil Computer Engineering, Amsterdam, Negeri Belanda (1958)
- Seskoad
- Kursus Manajemen
Karir : - Agrarische zaken, Solo
- Landmeetkundige Dienst Utrecht, Negeri Belanda
- Oud Hollandse Bank, Amsterdam, Negeri Belanda
- Direktur Topografi dan Elektronika Angkatan Darat
- Direktur Utama PT Mugi
Alamat Rumah : Jalan Pasar Minggu, Kelurahan Pancoran RT 02/RW 002, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Alamat Kantor : PT Mugi, Jalan Gatot Subroto Kapling 6-7, Jakarta Selatan
|
|
SOERJOSOEMARNO
Pamannya, Mangkunegara VII, ingin agar Soerjosoemarno menjadi seorang sarjana teknik. Maka, setamat SLTA, ia dikirim belajar ke Sekolah Tinggi Teknik di Delft. Delapan tahun kemudian, 1942, ia berhasil meraih gelar insinyur jurusan topografi di Negeri Kincir Angin itu.
Setelah sempat bekerja di Landmeetkundice Dienst di Utrecht dan di bagian Wiskunde Oud Hollandse Bank di sana, Ir. Soerjosoemarno -- yang biasa dipanggil Tarjo -- pulang ke tanah air. Ia bekerja di kantor Agraria di Solo, kemudian aktif di ABRI, pernah menjabat Direktur Topografi AD dan memperoleh pendidikan lanjutan di Civil Computer Engineering di Amsterdam, 1958. Ia pensiun dengan pangkat brigadir jenderal.
Direktur Utama PT Mugi ini terjun ke dunia bisnis berkat ajakan teman baiknya, Notaris Pondaag, yang sekarang bermukim di Australia. "Dialah yang mengajak saya bekerja sama menjadi agen penjualan alat-alat elektronik dan komputer," kata Soerjosoemarno. Perusahaannya kini telah berkembang menjadi penyalur peralatan pengamanan, juga alat-alat kantor. PT Mugi, gabungan dari beberapa perusahaan yang cabangnya tersebar di 32 daerah di Indonesia, tercatat mengageni perusahaan Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Dalam bidang farmasi, Mugi merupakan mitra usaha Ciba Geigy.
Laki-laki berwajah simpatik, selalu berbusana rapi, dengan tinggi 162 cm dan berat 65 kg ini menolak menjelaskan jumlah omset dan aset perusahaannya. "Direktur yang membawahkan bidang itulah yang lebih tahu," katanya, mengelak secara halus.
Fasih berbahasa Belanda, Jerman, Prancis, Inggris, anak kedua dari 15 orang bersaudara ini juga merendah bila berbicara mengenai sukses perusahaannya: "Bukan karena saya," katanya merendah, "melainkan berkat usaha para direktur dan karyawan seluruhnya. Kebetulan, saya yang menjadi pimpinan."
Tokoh kelahiran Mangkunegaran, Solo, ini dalam usia 73 tahun masih tetap aktif di kantornya. Menghadapi situasi lesu ekonomi yang melanda dunia bisnis, khususnya Indonesia, ia menyebut rasa pemilikan karyawan terhadap perusahaan sebagai jalan utama keluar dari kesulitan. "Tingkatkan income perusahaan," katanya serius.
Sejak muda ia menggemari sepak bola dan golf -- ia mampu bermain 18 hole dengan handicap 12. Olah raga lain yang disenanginya ialah berburu. Kegemaran yang sama ternyata menurun kepada salah seorang putranya, Yapto Suryosumarno.
Menikah dengan Dolly Zegerius, gadis Belanda keturunan Yahudi, 1943, ia dianugerahi enam anak -- dua di antaranya telah almarhum. Salah seorang di antara anaknya ialah penyanyi dan bintang film beken Marini Sardi.
|