Nama : MANSYUR SUBHAWANNUR
Lahir : Jakarta, 30 November 1948
Agama : Islam
Pendidikan : - SD Cidurian, Jakarta
- PGA, Jakarta
Karir : - Pemimpin Orkes Melayu Radesa
- Penyanyi dan pencipta lagu Melayu. Lagu ciptaannya antara lain: Putus Asa dan Harapanku
Kegiatan Lain : - Anggota YAMMI (1980)
Alamat Rumah : Jalan Rumah Sakit Polisi No 2, Kramat Jati, Jakarta Timur Telp: 800489
|
|
MANSYUR SUBHAWANNUR
Di SD kelas IV, Mansyur kecil disuruh menyanyi oleh Pak Guru M. Siddiq Ar. Tampil di depan kelas, ia mendendangkan lagu Ibu Tiri dengan penuh perasaan -- konon, sampai menumpahkan air mata guru dan para temannya. Sejak itu, banyak orang yang mendorongnya mengembangkan bakat seni suaranya, termasuk pak guru tadi.
Mansyur lalu berkenalan dengan sejumlah penyanyi dan komponis, termasuk Ellya Khadam -- penyanyi dangdut pujaan saat itu. Berbekal nasihat mereka, dan dorongan teman-temannya, ia memberanikan diri menyanyi di RRI Jakarta, tahun 1960-an. Di sana ia menerima bimbingan sejumlah musisi lain: Oladi dari RRI, penyanyi Said Effendi, dan dua pemimpin orkes melayu Said Effendi dan Umar Alatas. Sejak saat itu Mansyur mulai merintis kariernya sebagai penyanyi Melayu -- alias dangdut.
Anak tunggal Mudehir, seorang wiraswasta, ini menamatkan Pendidikan Guru Agama (PGA), di Jakarta, 1963. Tetapi, ia tidak ingin menjadi guru -- cita-cita lainnya pun ia tidak punya. Dalam keadaan demikian, Mansyur sempat kehilangan arah, sampai mencelakakan jari tangan kirinya sedikit. "Inilah hasil kenakalan saya dulu ketika remaja," ujarnya berterus terang.
Namanya sebagai penyanyi mulai dikenal lewat lagu dangdut Khana dan Salome, 1978. Lagu Salome, ciptaan Alex Sukardi, ia bantu membuat aransemennya. "Biar enak didengar," kata Mansyur, yang juga bisa mencipta lagu. Dua ciptaannya sendiri, Putus Asa dan Harapanku, misalnya, dinyanyikan Johana Sattar pada 1968. "Saya lebih dulu mencipta, baru rekaman," tutur Mansyur S. S. di belakang namanya adalah singkatan Subhawannur.
Pada 1974, penyanyi asli Betawi yang tampang dan caranya bercakap mirip orang Batak itu merasa perlu mendirikan orkes sendiri. Diberi nama Orkes Melayu Radesa -- singkatan Jalan Raden Saleh, daerah kelahirannya di Jakarta Pusat. Juga bisa menyanyi pop dan gambang kromong, hingga kini ia sudah menghasilkan delapan piringan emas, hasil angket penggemar siaran ABRI, di Istora Senayan, Jakarta.
Rumahnya yang bagus di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, penuh dengan barang antik, yang ditata dengan apik oleh Rosidah, istrinya. Menikah pada 1970, Mansyur yang gemar memancing itu kini ayah dua anak.
|