Nama : Muhammad Lutfi
Lahir : Jakarta, 16 Agustus 1969
Agama : Islam
Pendidikan : 1. SD Islam Al-Zahar, Jakarta (1982)
2. SMP Islam Al-Azhar, Jakarta (1985)
3. Maurhill Prep. School, Kansas, Amerika Serikat (1988)
4. Pepperdine University of California, Amerika Serikat; Purdua Univ. Indiana, Amerika Serikat (1991-1992)
Karir : 1. General Manager Panutan Trading (1992-1993)
2. Wakil Presiden Panutan Group (1992-1996)
3. Direktur Utama PT Mahaka Energi Perdana (1994-sekarang)
4. Direktur Utama PT Mahaka Niaga Perdana (1994-sekarang)
5. Direktur Utama PT Mahaka Industri Perdana (1994-sekarang)
6. President of Mahaka Group of Companies (1994-sekarang)
7. Wakil Presiden Bali Energy Limited (1995-1999)
8. Wakil Presiden Patuha Power Limited (1996-1999)
9. Direktur PT Info Buana Abadi (2000-sekarang)
10. Direktur Utama PT Logistindo Jasa Indonusa (2000-sekarang)
11. Direktur Utama PT Indopac Usaha Prima (2000-sekarang)
12. Dewan Penasihat Yayasan Dharma Bakti Mahaka (2000-sekarang)
13. Dewan Komisaris PT Suara Irama Indah (2001-sekarang)
14. Dewan Komisaris PT Avabanindo Perkasa (2001-sekarang)
15. Komisaris Utama PT Media Info Dunia Usaha (2001-sekarang)
Kegiatan Lain : 1. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) wilayah Jakarta (1998-2001)
2. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (2001-2004)
Keluarga : Ayah : Firdaus Wadjdi
Ibu : Suhartini Wadjdi
Istri : Mayadewi H. Lutfi
Anak : Nandadevi Lutfi
Alamat Rumah : Jalan Tirtayasa V/1, Jakarta Selatan
Alamat Kantor : Bursa Efek Jakarta 2 # 2601, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190.
|
|
Muhammad Lutfi
Dikirim ke Amerika selepas SD dan SMP Al-Azhar pada usia 15 tahun dan masuk Maurhill Prep. School di Kansas, Mohammad Lutfi masih €œgagap€ berbahasa Inggris. Tapi tak lama. Ternyata ia kemudian menjadi juara pidato (dalam bahasa Inggris) di Negara Bagian Texas. Dan dalam buku tahunan sekolah itu, Lutfi yang kini bos Maha Group ini terpilih masuk kategori €œorang yang paling berpotensi menjadi sukses€.
Tak salah. Kini Lutfi memegang jabatan penting di perusahaan-perusahaan kelompoknya yang menangani perdagangan, industri, energi, media, dan lainnya. Tangannya yang dingin telah €œmasuk€ ke harian Republika, majalah a+, dan Radio One. Ketertarikannya pada media karena pekerja keras yang punya motto €œJangan meneyrah€ ini merasa tertantang.
€œDalam media, kita harus punya integritas dan visi untuk menyiarkan apa yang benar,€ katanya. Selain itu, bisnis media juga mendorongnya berpikir pada nuansa di mana dia harus menggelorakan knowledge base dan berorientasi pada pasar. €œKita ingin menunjukkan bahwa yang muda bisa eksis di dunia media,€ Lutfi menambahkan dengan merujuk pada keberhasilan orang-orang €œyang pernah muda€ seperti Jakob Utama, Gunawan Mohamad, Surya Paloh, dan Dahlan Iskan.
Padahal, ayahnya menginginkan ia jadi insinyur dan lalu menjadi pegawai negeri. Dan sang ayah menyatakannya begitu Lutfi menyelesaikan sekolahnya. €œAyah bilang, yang penting adalah bekerja di Bappenas atau di Bank Indonesia. 'Kamu enggak hebat kalau enggak jadi abdi negera (pegawai negeri sipil)',€ ia menirukan mantan orang kedua Kamar Dagang Indinesia di Saigon, Vietnam, itu.
Sebetulnya, ia mau menuruti keinginan ayahnya. Cuma, €Enggak mungkin kalau gajinya hanya Rp 275 ribu. Masa di Amerika saya sudah susah, sekarang masih susah juga,€ kata Lutfi. Sedari kecil, Lutfi memang suka berdiskusi dan berdebat dengan ayahnya, yang mantan ketua HMI Jakarta dan aktivis seangkatan Mar'ie Mohammad, Cosmas Batubara, dan Abdul Gafur. Tetapi, menurut si sulung dari tiga bersaudara itu, €œSaya ini orangnya keras dan menentukan sekali.€
Namun ia tetap mencoba melamar bekerja di sebuah bank. Awalnya perjalanannya tidak begitu mulus. Padahal saat itu, 1990-an, perbankan Indonesia lagi mengalami masa keemasan. Ia pun melamar di sebuah bank. Tetapi ia mengurungkan niatnya justru karena mengenal baik calon bosnya. Lamaran berikutnya ia ajukan ke sebuah perusahaan minyak rekanan Pertamina.
Sewaktu tes, papar Lutfi, €œSaya ketemu sama bule yang tahun lulusannya sama dan umurnya pun sama, tapi gajinya itu 10 kali gaji saya. Saya kesal, kok kebijakan dari Pertamina seperti itu?€ Ia akhirnya menolak bergabung.
Berikutnya, ia melamar di grup perusahaan milik Sigit Soeharto €“salah seorang anak mantan Presiden Soeharto-- dan diterima. Gajinya besar dan kerjanya di Singapura. Lagi-lagi merasa tidak cocok dan keluar. €œTetapi saat itu, saya bersama teman-teman sudah punya Grup Mahaka,€ cerita Lutfi. Mulailah ia berwiraswasta. Usianya 25 tahun waktu itu.
Konon, modalnya modal dengkul. €œModalnya modal nekat, tetapi nekat yang sudah diperhitungkan. Jadi risikonya sudah dikalkulasi,€ katanya. Ini mungkin berkat kegemarannya pada olah raga, yang mementingkan keuletan dan sportivitas. €œSaya tidak mau kelihatan tengik, tapi saya juga tidak mau tampak klise atau idealis,€ ujar pengusaha yang ingin merambah lebih lanjut: usaha perikanan.
Tekad ingin sukses sudah terlihat sedari Lutfi kecil. Kalau bisa, ia maunya selalu menjadi nomor satu. Lelaki tampan bertubuh atlet ini melakukan banyak cabang olah raga: bulu tangkis, renang, bela diri (kampo), angkat berat, dan bola basket. Kalau push up, ia bisa melakukannya sampai 50 kali setiap saat. Hidup ini seperti estafet, menurut Lutfi.
Lutfi suka membaca buku, terutama buku-buku sejarah. Ia yang mengaku telah membaca Manifesto Komunis pada kelas 5 SD dan buku Das Kapital dari Karl Marx di kelas 2 SMP.
€œSaya suka sekali musik melayu,€ aku Lutfi, €œJadi, gaya saya saja yang London, selera Nganjuk,€ ujarnya sambil tergelak. Film kesukaannya film drama, seperti Braveheart ia menunjuk. Soal makanan, ia menggemari makanan Jepang dan Italia. €œTapi sekarang saya jaga-jaga,€ katanya, sehingga beratnya telah turun dari 97 kg ke 86 kg.
Mantan Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) ini tak bisa melupakan pengalaman ketika pertrama kali mendarat di Amerika. Dengan bahasa Inggris yang patah-patah, ia memesan Sprite. €œTapi yang datang scramble egg,€ katanya dengan terpingkal-pingkal.
Menikah dengan Mayadewi, ia ayah seorang anak perempuan. Dalam pendidikan anak, ia mengaku sangat konservatif. €œKasarnya saya bilang pada istri saya, €œTerserah mau sekolah di mana saja, tetapi selama yang bayar saya, sekolahnya saya yang pilih€ Ha, ha, ha€€
|