Nama : Mas Achmad Daniri
Lahir : Bogor, Jawa Barat, 12 April 1953
Agama : Islam
Pendidikan : - Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (S1, sarjana adminitrasi negara), Jakarta (1984)
- North Carolina State University Releigh, NC, Amerika Serikat (master of economics; 1989)
Karir : - Staf pada Biro Personalia, Departemen Keuangan (Depkeu) RI (1972-1973)
- Staf pada Biro Penanaman Modal, DepkeuRI (1973-1977)
- Staf pada Biro Pemeriksaan dan Evaluasi, Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), Depkeu RI (1977-1985)
- Kepala Sub Bagian Arsip dan Dokumentasi, Bapepam, Depkeu RI, (1985-1986)
- Kepala Sub Bagian Urusan Dalam, Bapepam, Depkeu RI (1986-1987)
- Tugas belajar ke Amerika Serikat (1987-1989)
- Staf pada bagian Penyelenggara Bursa, Biro Pembinaan Bursa dan Perantara, Bapepam, Depkeu RI (1989-1990)
- Kepala Sub Bagian Bursa pada Biro Pembinaan Bursa dan Perantara, Bapepam Depkeu RI (1990-1991)
- Kepala Bagian Bina Bursa Efek, Biro Transaksi dan Lembaga Efek, Bapepam Depkeu RI (1991-1991)
- Direktur PT Bursa Efek Jakarta (BEJ; 1991-1999)
- Sekretaris Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (1999-sekarang)
- Direktur Utama PT BEJ (1999-sekarang)
Kegiatan Lain : - Pengajar pascasarjana di beberapa universitas mengenai pasar modal
- Pengajar di IPAF/CFA bidang studi Ethical and Professional Standards
- Pengajar mengenai corporate governance di LMKA, MMUI
Keluarga : Ayah : Mas Muhammad Yunus Satyadiwirya
Ibu : Cory Komalasari
Istri : Husanah
Anak : 1. Arif Ilyas
2. Edwin Ahmad
Alamat Rumah : Perumahan Bukit Permai, Cibubur Indah, Jalan Merbabu Kav. A2/ 5-6, Jakarta 13720
Telepon/Faks. (021) 8721824
HP 0811108256
|
|
Mas Achmad Daniri
Dari namanya, Direktur Utama Bursa Efek (BEJ) Jakarta, kita sudah membaui uang. Daniri berasal dari kata dinar, mata uang Arab. Ceritanya, waktu Daniri lahir, ayahnya, Mas Muhammad Yunus Satyadiwirya, memesan nama pada seorang kiai. Sang kiai meminta waktu untuk menunggu datangnya mimpi. Nah, ketika mimpi itu datang, ia melihat setumpuk uang dinar, dengan singa yang menjagai uang itu, ditambah suara dinari... dinari.
Singkatnya, si jabang bayi pun dinamai Daniri €“ dengan menukar huruf i pertama dengan a. €œJadi, nama saya berdasarkan mimpi itu. Kalau saya pikir-pikir, benar juga, ya. Saya sekarang jadi mandor pasar modal. Apa itu kebetulan, ya?€ ujar Mas Achmad Daniri, terkekeh.
Dari segi fisik, tubuh Dance€”panggilan kesayangannya€”memang kecil. Tinggi 159 sentimeter, berat 56 kilogram (waktu lulus SMA). Tapi, itu justru membawa €œberkah€, konon. Ceritanya, selulus SMA, ia tidak diterima di Fakultas Kedokteran UI. Lalu anak muda pemalu dan minder ini mengikuti seleksi penerimaan pegawai Departemen Keuangan (Depkeu) dan diterima. Hari-hari pertama masuk kerja, ia sering terlambat. Tapi, ia tak pernah diberi sanksi pemotongan gaji. Itu karena badannya yang kecil, tampang masih remaja, sehingga ia dikira anak yang ingin ketemu bapaknya di kantor itu.
Kecil secara fisik ternyata bukan halangan dalam menata karir. Diawali dari staf biro personalia, kemudian pindah ke biro penanaman modal sebagai tukang ketik. Sambil bekerja, sulung dari tiga bersaudara ini menyambi apa saja: jualan sapu, kredit sepatu, aktif di organisasi Minggu Studi Klub, dan kursus bahasa Inggris. Tahun 1977, Daniri dipromosikan sebagai sekretaris kepala biro Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) Depkeu.
Jalan ke atas tampaknya mulai terbuka lewat tugas belajar. Setelah mengikuti berbagai tes, Daniri termasuk empat besar yang hendak disekolahkan oleh Depkeu. Tapi, ia tidak diterima lantaran tingginya kurang dari 160 sentimeter. €œSaya marah besar dan menulis surat ke Menteri Keuangan, Menteri Tenaga Kerja, karena merasa diperlakukan tidak adil,€ tutur lelaki yang selalu meraih rangking sejak sekolah dasar ini. Akhirnya ia disekolahkan di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara Jakarta, lulus 1984.
Sejak mengantungi ijazah sarjana, karirnya melesat. Kemudian ia mengikuti program Pola Pembinaan Administrasi Lanjutan untuk calon-calon kepala subbagian dan dapat rangking pertama. Jabatan kepala subbagian pun ia sandang€”sejak itu kerjaan sambilannya, termasuk penyewaan video, ia hentikan. Setelah meraih gelar master dari North Carolina State University Releigh, NC, Amerika Serikat, ia ditempatkan di bursa. €œSaya mempunyai prediksi bahwa bursa itu suatu saat akan berkembang. Karena itu saya mengambil mata kuliah yang memang sangat relevan dan menunjang kerja saya di bursa. Saya juga ambil kursus-kursus yang berkaitan dengan bursa, sehingga pulang dari sana memang ditempatkan di bursa,€ cerita Daniri.
Dari staf bagian di bursa di lingkungan Depkeu, karirnya meningkat jadi kepala bagian, sampai akhirnya dipercaya menjadi Direktur Utama PT Bursa Efek Jakarta, sejak April 1999. €œMenariknya di bursa itu, di pasar modal, dinamikanya memang luar biasa. Jadi, kita itu harus cepat switch kalau ada kasus,€ katanya. €œSaya mengharapkan bursa kita itu menjadi yang recognized in the region,€ kata Daniri tentang obsesinya.
Menikah dengan Husanah, karyawan Depkeu, 1985, Daniri dikaruniai dua anak lelaki. €œKalau bisa kadang seperti kawan, seperti guru, orangtua sama mereka. Jangan sampai anak-anak itu jadi takut. Makanya mungkin harus dikasih contoh mana yang baik dan buruk,€ katanya tentang cara mendidik anak. Untuk pendidikan agama bagi mereka, ia menyekolahkan kedua anaknya di Al-Azhar.
Di sela kesibukannya, Sabtu dan Minggu, Daniri meluangkan waktu untuk keluarga. Olahraganya jogging, yang dilakukannya bersama bersama istri.
€œBe the winner, lakukanlah yang terbaik,€ itu moto hidupnya. Dan, satu lagi, €œJadilah orang yang langka. Itu adalah satu bahasa yang sederhana, tapi susah. Kalau itu kita tekuni pasti tercapai, dan kalau sudah ditekuni jangan bosan.€
Setelah sepuluh tahun di bursa, ia hendak mengundurkan diri. €œMudah-mudahan dengan pengunduran diri saya itu I have done my best dan tidak meninggalkan masalah,€ harapnya.
|