Nama : MASRI SINGARIMBUN
Lahir : Karo, Sumatera Utara, 18 Juni 1931
Agama : Islam
Pendidikan : - SD, Karo (1942)
- SMP Yosua, Medan (1951)
- SMAN I Medan (1954)
- Fakultas Pedagogik UGM, Yogyakarta (B.A. 1959)
- Antropologi Sosial di Australian National University, Canberra, Australia (Doktor, 1966)
Karir : - Pembantu Khusus Atase Militer di KBRI Canberra (1965- 1968)
- Research Fellow di Australian National University (1968-1973)
- Dosen Fakultas Ekonomi UGM (1973-1977)
- Dosen Antropologi Terapan di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM (1977 -- sekarang)
- Direktur Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan UGM (1973 -- sekarang)
Kegiatan Lain : - Pengurus Ikatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia
Karya : - antaral lain: 1.000 Perumpamaan Karo, Medan, Ulih Saber, 1962
- Kinship, Descent and Alliance among the Karo Batak, University of California Press, Berkeley, 1975
- Penduduk dan Kemiskinan: Kasus Srihardjo di Pedesaan Jawa, Bharata Karya Aksara, Jakarta, 1976
Alamat Rumah : Sawit Sari Cw8, Condong Catur, Yogyakarta
Alamat Kantor : Universitas Gadjah Mada Bulaksumur Gw7, Yogyakarta Telp: 3786
|
|
MASRI SINGARIMBUN
Masri mengaku gemar meneliti sejak lulus dari SMA Negeri I Medan, 1954. Ketika itu, Matahari -- nama kecilnya -- menjelajahi banyak desa Karo, mengumpulkan berbagai peribahasa. Hasil penelitian ini menjadi buku; 1.000 Perumpamaan Karo, terbit di Medan, 1962.
Masuk Fakultas Paedagogi UGM tahun 1959, ia kemudian mendapat beasiswa untuk belajar pada Australian National University (ANU), Canberra. Gelar doktor antropologi diraihnya dari universitas ini dengan disertasi, Kinship, Descent and Alliance among the Karo Batak, 1966.
Sebelas tahun ia menetap di Australia, sempat menjadi pembantu khusus Atase Militer KBRI di Canberra, dan research fellow di ANU. Tetapi, akhirnya ia pulang kandang juga, "Kami ingin membesarkan dan mendidik anak-anak di Indonesia," ujar Masri, yang menikah dengan Irawati, 1959, gadis Semarang teman kuliahnya di Paedagogi UGM.
Masri kemudian dikenal karena berbagai penelitiannya dalam masalah KB. Untuk meneliti hasrat penggunaan kondom, ia mulai dari lingkungan dekatnya. Ditaruhnya sepiring kondom di meja kerjanya, di Fakultas Ekonomi UGM waktu itu, lalu ditulisnya: "Silakan Ambil", dan ditinggalkannya pergi. Menjelang tutup kantor, ia kembali, dan kondom itu ternyata tidak digubris orang. Tidak putus asa. Keesokannya ia sengaja tidak masuk kantor. Hari berikutnya, ketika ia masuk kantor, "kondom itu habis", ujarnya. Dari peri laku itu, ayah tiga anak ini berkesimpulan bahwa masyarakat sebenarnya punya hasrat besar dalam KB.
Ia pun memberanikan diri memberikan pelayanan permintaan kondom melalui pos. Pasang iklan di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, delapan kali antara September dan Oktober 1973. "Dengan mengirim prangko Rp 30,00 ke Dwijaya, Kotak Pos 85 Yogya, akan dikirim 6w9 buah kondom". Berhasil, 346 surat datang ke Dwijaya. Tetapi, ada yang kena getah. Tiga orang pelajar putri mencak-mencak karena mendapat kiriman kondom dari Dwijaya. "Itu ulah tangan usil," kata Masri. Dan kegiatan pelayanan kondom lewat pos dihentikan "karena BKKBN sudah giat," katanya.
Penelitiannya mengenai KB membawanya ke bidang demografi. Kini, di samping mengajar antropologi terapan di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM, Masri juga Direktur Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan (PPSK) UGM. Ia juga dikenal sebagai kolumnis di berbagai media; Kompas, Sinar Harapan, Kedaulatan Rakyat. Di majalah Tempo, lebih dari 50 buah tulisannya pernah dimuat.
Karya tulisnya tidak terhitung, apalagi makalahnya. Penduduk dan Kemiskinan: Kasus Srihardjo di Pedesaan Jawa, adalah salah satu bukunya yang terkenal, diterbitkan Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1976. Buku ini terjemahan dari bahasa Inggris yang diterbitkan oleh Universitas Cornell, Ithaca, 1973. Disertasinya diterbitkan oleh University of California Press, Berkeley, AS, 1975.
|