Nama : MUHAMMAD GURUH IRIANTO SUKARNOPUTRA
Lahir : Jakarta, 13 Januari 1953
Agama : Islam
Pendidikan : - SD Perguruan Cikini, Jakarta (1965)
- SMP Perguruan Cikini, Jakarta (1968)
- SMA Perguruan Cikini, Jakarta (1971)
- Fakultas Arkeologi Universiteit van Amsterdam, Negeri Belanda (belum selesai, 1974)
Karir : - Ketua Umum Swara Maharddhika (1977 -- sekarang)
- Komisaris Cipta Indonesia, bergerak showbiz (1983 -- sekarang)
- Komposer, lagu-lagunya: Renjana, Januari Kelabu
- Koreografer, karya-karyanya: Guruh-Gipsy (1976)
- Pergelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra I (1979)
- Nostalgia Hotel des Indes (1979)
- Untukmu Indonesiaku (1980)
- Cinta Indonesia (1984) Pemain film: Untukmu Indonesiaku
- Sembilan Wali (1985)
Alamat Rumah : Jalan Sriwijaya Raya 26, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 770770
Alamat Kantor : Cipta Indonesia, Jalan Gandaria VII No. 9, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 711396
|
|
MUHAMMAD GURUH IRIANTO SUKARNOPUTRA
Guruh mirip benar dengan Bung Karno dalam satu hal: gemar membaca. Seperti keempat anak SoekarnowFatmawati lainnya, si bungsu Guruh diharuskan belajar menari pada masa kecilnya. Ia sendiri penggemar musik. Di SD dan SMP Yayasan Pendidikan Cikini (Yapercik), ia membentuk Band Bocah dan Band Flower Poetman. Bintang Pelajar SD Cikini -- di kelas VI, nilai berhitungnya 9,8 dan bahasa 9,9 -- itu mulai menunjukkan bakat kepemimpinannya di SMA, dengan menjadi ketua bagian kesenian.
Tiga tahun Guruh belajar arkeologi pada Universitas Amsterdam, Negeri Belanda. Tetapi, ia tidak sampai rampung. Kembali ke Jakarta, ia membentuk band Guruh Gipsy, antara lain dengan mengandalkan keterampilannya bermain piano. Minatnya terhadap musik dan tari tradisional semakin besar. Ia belajar tari bedoyo pada Laksminto Rukmi, di samping tari Bali pada Agung Mandra, I Wayan Diya, dan Kompyang. Di SMA, Guruh pernah belajar pada Mochtar Embut yang, bersama Ismail Marzuki, merupakan komponis pujaannya.
Dalam masa-masa berikutnya, Guruh mulai berbicara sebagai penata tari dan pencipta lagu. Pada 1976, lagunya Renjana terpilih mewakili festival lagu pop internasional di Tokyo. Popularitasnya yang menaik turut mendukung keberhasilan kelompok Swara Maharddhika, (SM), yang dibentuknya dua tahun sebelumnya. Dari mulanya belasan anggota, SM kemudian menghimpun ratusan pengikut yang biasanya tampil lewat pemanggungan tari dan musik yang kolosal dan terkesan mewah.
Januari 1979, Guruh tampil menggemparkan lewat pertunjukan yang spektakuler di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Berjudul Pergelaran Karya Cipta Guruh Sukarno Putra (I), sekitar 100 musisi dilibatkannya. Biaya pertunjukan ini mencapai Rp 53 juta. September 1980, ia muncul lebih semarak melalui Untukmu Indonesiaku! Akhir Maretwawal April 1984, seniman panggung yang juga bisa melukis ini muncul kembali di Balai Sidang. Judul pertunjukannya tetap patriotis, Cinta Indonesia.
Tetapi, pertunjukan Guruh dinilai banyak glamour-nya. Untuk itu ia berdalih: orang desa yang memakai gigi emas juga glamour, atau kuda lumping yang memakai kaca mata. Lagi pula, "Kenapa kalau glamour? Toh yang saya pakai bukan duit rakyat," ujarnya.
Masih membujang, Guruh ingin menjadikan perkawinan orangtuanya yang retak sebagai pelajaran. "Saya harus berhati- hati dalam menentukan pilihan," ujar pengagum Bung Karno dan Nabi Muhammad itu. Syarat wanita idolanya juga tinggi: cantik, cerdas, dan setia.
|