Nama : MOHAMMAD Dawam Rahardjo
Lahir : Solo, Jawa Tengah, 20 April 1942
Agama : Islam
Pendidikan : - SD, Solo (1954)
- SMP, Solo (1957)
- SMA, Solo (1960)
- Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta (1969)
Karir : - Ketua Redaksi Majalah Dewan Mahasiswa UGM, Gelora (1968-1969)
- Staf Departemen Kredit Bank of America, Jakarta (1969-1971)
- Staf Peneliti LP3ES (1971-1972)
- Kepala Bagian Penelitian LP3ES (1972-1974)
- Koordinator Bagian Penelitian dan Pengembangan LP3ES (1974- 1976)
- Wakil Direktur LP3ES (1976-1978)
- Direktur LP3ES dan Pemimpin Umum majalah Prisma (1980-1986)
Karya : - Esai-esai Ekonomi Politik (LP3ES, 1983)
- Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja (UI Press, 1984)
- Pesantren dan Pembaharuan (LP3ES, 1974)
- Insan Kamil, (Grafitipers, 1985)
Alamat Rumah : Jalan Madrasah RT 07 RW 10 No. 573, Cawang I, Jakarta Timur Telp: 816292
Alamat Kantor : LP3ES, Jalan S. Parman 81, Jakarta Barat Telp: 597211
|
|
MOHAMMAD Dawam Rahardjo
Sejak menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi UGM, Dawam mulai menulis cerita pendek, artikel, dan menerjemahkan karya-karya Robert Burn, Robert Frost, dan Rabindranath Tagore. "Puisi- puisi Tagore bersatu dengan alam pedesaan, dan religius," katanya. Tetapi kemudian, anak sulung dari delapan bersaudara ini lebih dikenal sebagai penulis masalah-masalah ekonomi dan politik -- belakangan juga agama.
Dawam juga sudah menghasilkan beberapa buku, contohnya Esai- Esai Ekonomi Politik (LP3ES, 1983), Transformasi Pertanian, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja (UI Press, 1984), dan Pesantren dan Pembaharuan (LP3ES, 1974).
Sebagai sarjana ekonomi, ia sempat selama dua tahun bekerja pada Bank of America di Jakarta. Tetapi, karena, katanya, "Bekerja di situ hanya membuat seseorang menjadi bankir," ia lantas keluar. Keinginannya menjadi seorang ekonom sepenuhnya.Ia kemudian bekerja di Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Di sini kariernya naik dengan lurus. Dari peneliti biasa, ia menjadi kepala proyek dan kepala bagian penelitian, kemudian wakil direktur. Dan, sejak 1980, menjadi direktur. Sewaktu menjadi kepala bagian penelitian di situ, ia merintis model-model proyek penelitian dan swadaya masyarakat.
Pada pendapatnya, ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada negara adidaya. Dalam soal penanaman modal asing, misalnya, Dawam berkata, "Mestinya, harapan kita dolar akan mengalir ke kantung kita. Tapi yang terjadi sebaliknya." Ia melihat, "Sebelum pemerintah memberikan kesempatan pada masyarakat mengadakan kontrol secara terbuka, keadaan tidak bisa diselamatkan." Apa boleh buat, "Pola pembangunan yang cenderung otoriter memang telah menjadi jalan pintas, yang lazim ditempuh negara-negara berkembang."
Menjadi seorang ekonom sudah cita-citanya sejak kecil. Lingkungannya memang dunia usaha. Ayahnya, M. Zuhdi Rahardjo, adalah bekas ustad yang beralih menjadi wiraswasta -- pada tahun 1940-an telah sukses sebagai pengusaha pemintalan benang, toko, dan penyamakan kulit, di Solo.
Pengagum Muhammad Iqbal dan H.O.S. Cokroaminoto ini juga terus memperdalam agama.
Menikah dengan Zainun Hawariah, dikaruniai dua anak.
|