Nama : MUHAMMAD ALWI DAHLAN
Lahir : Padang, 15 Mei 1933
Agama : Islam
Pendidikan : - SR Adabiah I, Padang (1946)
- SMP, Bukittinggi (1950)
- SMA, Bukittinggi (1953)
- Fakultas Ekonomi UI, Jakarta (tidak selesai, 1958)
- Universitas Stanford, California, AS (MA, 1962)
- Universitas Illinois, AS (Doktor, 1967)
Karir : - Penulis skenario film (1953-1958)
- Pembantu Atase Pendidikan KBRI di Washington DC (1967-1968)
- Tenaga Ahli MBAD (1968-1970)
- Dosen Seskoad dan Kursus Atase Pertahanan (1968-1971)
- Dosen FISIP-UI (1969-sekarang)
- Pemimpin Umum Mingguan Chas (1969-1971)
- Pemimpin Umum Majalah M & M (1971-1978)
- Direktur Inscore Indonesia (1971-1979)
- Direktur Inscore Adcom (1974-1979)
- Asisten Menteri PPLH/KLH (1969-sekarang) Kegiatan lain: Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), (1983-sekarang)
- Ketua Umum Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (HIPIS), (1984-sekarang)
- Anggota Dewan Kehormatan PWI (1984-sekarang)
Alamat Rumah : Puri Mutiara III, Cipete, Jakarta Selatan Telp: 761931
Alamat Kantor : Jalan Merdeka Barat 15, Jakarta Telp: 374435
|
|
MUHAMMAD ALWI DAHLAN
Kalau kini ia dikenal sebagai ahli komunikasi tidaklah kebetulan. Menulis sejak usia 12 tahun, M. Alwi Dahlan adalah pengarang cerita pendek dari masa majalah Kisah, sambil menjadi koresponden Mimbar Indonesia dan Siasat. Paling dibanggakannya adalah masa ketika ia memimpin mingguan Chas. "Laporan eksklusif kami sering dikutip koran-koran," kata Alwi, yang kini asisten Menteri KLH ini.
Bakat kepengarangannya mungkin berasal dari pamannya, Almarhum Usmar Ismail, sutradara film yang juga pengarang dari Angkatan '45. Yang menarik, justru Alwi-lah -- bukan sebaliknya -- yang 'menurunkan' bakat kepengarangan kepada ibunya, Pengarang Nursiah Dahlan.
Ketika tiba di Jakarta dari kota kelahirannya, Padang, ia terpaksa masuk Fakultas Ekonomi UI. "Karena waktu itu (1953) belum ada jurusan komunikasi," kata Alwi, yang kemudian turut aktif dalam penerbitan kampus, Forum dan Mahasiswa. Putra Dahlan Syarif Datuk Junjung, bekas bupati pada kantor gubernur Sumatera Tengah, ini juga membantu Usmar membikin skenario film. Di antaranya untuk film Harimau Campa, yang merebut skenario terbaik dalam FFI I, 1958. Film Usmar yang lain, Jenderal Kancil, dibuat berdasarkan novel Alwi, Pistol si Kancil, yang diterbitkan sebagai buku oleh Balai Pustaka.Pada 1958, Alwi mendirikan Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI), bersama Almarhum Nugroho Notosusanto, Emil Salim, dan Teuku Jacob. Tahun itu juga ia mengikuti Foreign Student Leadership Project di Minnesota, AS. Ia lalu meneruskan ke Universitas Amerika, Washington DC, dan meraih B.A. "Buat menunjang biaya kuliah, saya bekerja di KBRI sebagai penjaga malam," tuturnya.
Melanjutkan di Universitas Standford, California, Alwi meraih M.A. untuk komunikasi massa, 1962. Gelar doktor diperolehnya di Universitas Illinois, Urbana, dengan tesis: Anonymous Disclosure of Government Information as a Form of Political Communication (1967).
Alwi, yang sejak 1978 diajak Emil Salim mengurusi soal kependudukan dan lingkungan hidup, mengibaratkan arus informasi seperti air yang mengalir ke tempat yang rendah. Kalau negeri industri membanjirkan informasi ke negeri berkembang, ini karena dengan peralatan canggihnya mereka menguasai jalur komunikasi dunia. Bila ingin membalik arus, kata bekas pemimpin majalah M & M (Mobil & Motor) itu, "Kita harus membuat berita yang diperlukan negara-negara lain."
Menikah dengan Erlita, 1972, ia berputri seorang.
|