Nama : MEIRINA DIAH SETYOWATI
Lahir : Jakarta, 7 Mei 1971
Agama : Katolik
Pendidikan : - SD, Jakarta (1984)
- SMP Marsudirini, Jakarta (masih sekolah)
Karir : - Sebagai pesenam memperoleh 3 emas dalam Kejuaraan Senam Pelajar Asean di Singapura (1981)
- Memperoleh 2 emas satu perak dalam PON X di Jakarta (1981)
- Memperoleh 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu di SEA Games XI di Manila (1981)
- Memperoleh 4 emas di Kejuaraan Pelajar Asean I, Singapura, 1981
- Memperoleh 3 emas dan 1 perak di Kejuaraan Senam Pelajar II Asean di Jakarta (1982)
- Memperoleh 2 perunggu di Kejuaraan Senam Terbuka di Bangkok (1983)
- Memperoleh 3 perak dan 1 perunggu di Kejuaraan Senam Pelajar Asean III di Manila (1984)
- Memperoleh 1 emas, 2 perak, dan 2 perunggu di Pesta Sukan di Singapura (1984)
- Memperoleh tiga medali emas di PON XI, Jakarta, 1985 (untuk senam kuda-kuda, lompat, senam lantai, dan beregu)
- Atlet Terbaik Pilihan SIWO/PWI (1981)
Alamat Rumah : Jalan Pulo Mas Barat II/62, Jakarta Timur Telp: 484126
|
|
MEIRINA DIAH SETYOWATI
Gadis cilik ini gemar menangis. Lelah atau segan berlatih, ia menangis. Tidak mampu melakukan satu dua gerakan, menangis lagi. "Nggak dipukul, nggak dibentak, pokoknya 'nangis 'aja. Hobi barangkali," ujar Ny. Anna Maria Suldiah tentang anaknya, Meirina Diah Setyowati, yang pesenam.
Tetapi Meirina berkemauan keras. Tambahan pula, seperti diakui T.J. Purba, pelatihnya, anak itu memiliki daya tangkap, reaksi, dan keyakinan diri yang besar. Melalui latihan yang teratur, Mini, demikian panggilan akrabnya, meraih belasan medali emas dari berbagai kejuaraan di dalam dan luar negeri. SIWO/PWI Jaya memberinya gelar Atlet Terbaik, 1982.
Mini mulai menyenangi senam ketika masih di TK kelas nol besar. "Tadinya ikut teman-teman," kata anak tertua dari tiga bersaudara ini. Mula-mula masuk klub Diana di Senayan, Jakarta, kemudian pindah ke klub Aditia. Bakatnya mulai berkembang setelah dilatih T.J. Purba dalam klub Persani Jaya.Ia pertama kali ikut bertanding pada Kejuaraan Antarklub se-Jawa Barat, 1980. Di sini Mini menjadi juara yunior perorangan untuk nomor senam lantai. Dalam PON X di Jakarta, tahun berikutnya, ia menggaet dua medali emas dan satu perak. Yang paling mengesankannya ialah ketika mengikuti Kejuaraan Pelajar ASEAN I di Singapura, 1981 -- debutnya di gelanggang internasional. Di situ ia merebut empat medali emas untuk senam lantai perorangan, balok titian, kuda-kuda lompat, dan serba bisa. Surat kabar The New Straits Times segera menjulukinya 'Ratu Senam Cilik'.
Dalam Kejuaraan ASEAN II, di Jakarta, 1982, Mini merebut tiga medali emas dan satu perak. Di Pesta Sukan Singapura, 1984, ia merebut dua medali emas, dua perunggu, dan dua perak.
Saingan beratnya di gelanggang internasional adalah para pesenam RRC, Jepang, dan Korea Selatan, yang memang berprestasi dunia. Bertemu mereka dalam Asian Games di India, 1982, Diah kebagian urutan ketiga, di belakang Cina dan Jepang. "Mungkin, latihan mereka lebih baik," pesenam cilik itu mencoba menganalisa.
Pelajar SMP Marsudirini ini mempunyai jadwal latihan yang ketat. Pulang sekolah, makan dan istirahat sebentar, dari pukul 14.30 sampai 19.00 ia berlatih. Ia juga gemar berenang dan bola voli. Nilainya di sekolah rata-rata 6,9 -- dengan 8 untuk olah raga.
Meraih tiga medali emas dalam PON XI, 1985, di Jakarta, Diah akan ikut bertanding sampai Asian Games X di Seoul, 1986. Cucu Laksamana Muljadi, bekas KSAL, ini gemar sekali makan bakso -- sehari bisa menghabiskan 30 biji.
|