Nama : MOHAMAD DJALAL KAMAL
Lahir : Kudus, Jawa Tengah, 7 September 1938
Agama : Islam
Pendidikan : - SR VII, Kudus (1948)
- SMP Muhammadiyah, Kudus (1956)
- SMA Negeri II, Semarang (1959)
- Fakultas Ekonomi UI, Jakarta (1967)
Karir : - Direktur Kamal Furniture (1970-1975)
- Direktur PT Macrowood (1975-sekarang)
Kegiatan Lain : - Ketua Asosiasi Produsen Hasil Kayu Indonesia (1982-sekarang)
- Wakil Ketua Masyarakat Perhutanan Indonesia (1982-sekarang)
- Wakil Ketua ASEAN Federation Furniture Manufacturing Association (1985-sekarang)
- Ketua Yayasan Kayu Indonesia (1985-sekarang)
Alamat Rumah : Jalan Raya Condet DK 97, Jakarta Timur Telp: 800904
Alamat Kantor : Jalan Pulolentut No. 9, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur Telp: 4891118
|
|
MOHAMAD DJALAL KAMAL
Dalam usia tujuh tahun, Djalal sudah yatim. Ayahnya, H.A. Kamal, pengusaha hasil kayu di Kudus, wafat pada 1945. Ia tidak berkecil hati, "Karena wasiat Ayah sangat mengesankan," katanya. Yaitu, "Selalulah bersatu sekeluarga dalam menempuh kehidupan."
Dibina ibunya, Aisyah, yang juga wanita pengusaha, anak ketujuh dari delapan bersaudara ini bersekolah sambil berdagang. Ia bercita-cita menjadi arsitek. "Saya gemar menggambar sejak di SD," tuturnya. Tamat SMA di Semarang, ia gagal mengikuti tes masuk ITB, 1959.
Djalal lantas kuliah di Fakultas Ekonomi UI, lulus pada 1967. Tiga tahun sebelumnya, semasa masih mahasiswa, ia mendirikan pabrik ubin di Ciputat, Jakarta. Kemudian, bersama ibunya dan lima kakak lelakinya, ia mendirikan CV Kamal, 1968. Usaha ini bergerak di bidang industri bahan baku untuk mebel dari rotan.
Djalal membagi tugas di antara sesama saudaranya. Desain, misalnya, dikerjakan Farouk, kakaknya yang lulus dari Departemen Seni Rupa ITB. "Saya menangani bidang manajemen," ceritanya. Belakangan, CV Kamal menyerap lebih dari 200 karyawan.
Masih bersama ibunya dan sesama saudaranya, Djalal mendirikan PT Macrowood, 1975. Mengolah kayu ramin -- kayu asal Kalimantan yang semua diekspor gelondongan -- untuk bahan mebel dan daun pintu. Beserta 120 karyawan, dengan aset Rp 3 milyar, produknya diekspor ke Inggris, Negeri Belanda, Jerman Barat, AS, Australia, Jepang, dan Singapura.
Tetapi, "Konsumen furniture yang terbesar di dalam negeri adalah pihak pemerintah," ujarnya. Tetapi ia mengakui berkembangnya real estate dan rumah-rumah perumahan ikut menunjang peningkatan produksi mebel. Dalam menghadapi saingan dari Jepang dan Taiwan, Djalal optimistis. "Toh Indonesia memiliki ciri khas," kata Ketua Asosiasi Produsen Kayu Indonesia ini. "Produk industri kayu bukan tidak mungkin menempati penghasil devisa nomor dua di bidang nonmigas."
Djalal menikah dengan Nanies Sri Lestari. Ia penggemar bulu tangkis, jogging, naik sepeda, dan renang.
|