Nama : MOCHAMMAD ROMLI
Lahir : Tulungagung, Jawa Timur, 8 Desember 1928
Agama : Islam
Pendidikan : - SD (1943)
- SMP (1950)
- SMA (tidak tamat)
- Latihan KKO (1954)
- KUTP (1957)
- OJT Navigasi di Polandia
- Seskoal II (1967)
Karir : - Anggota BKR Laut (1946)
- Staf DI ALRI di Pasiran (1950)
- Bertugas KRI Tenggiri (1952)
- Perwira Navigasi Alri (1954)
- Bertugas di KRI Banteng (1957)
- Pembantu Utama Pekuper KDMS (1959)
- Perwira di Kodamar II (1961)
- As II Komstralaga (1965)
- As V KSAL (1970)
- Dan Sesko ABRI Laut (1973)
- Deputi KSAL (1975) ; Kepala Staf Operasi Hankam (1978-1982)
- Kepala Staf Angkatan Laut (1982-1986)
Alamat Rumah : Jalan Tebah ItB -- Jakarta Selatan Telp: 495773
Alamat Kantor : Markas Besar TNI-AL Cilangkap, Pasar Rebo Jakarta Timur
|
|
MOCHAMMAD ROMLI
Pendidikan formalnya di masa kecil agak tersendat. Ada berbagai sebab, di antaranya keadaan yang tidak menentu di Jawa Timur. Ia masuk HIS di masa penjajahan Belanda. Tetapi, begitu bala tentara Jepang datang, sekolahnya terputus. Sebagaimana anak-anak revolusi lainnya, dalam usia muda, Romli sudah terlibat dalam perjuangan bersenjata.
Setelah proklamasi, tepatnya pada 1946, namanya tercatat sebagai anggota Barisan Keamanan Rakyat (BKR) Laut -- cikal bakal TNI-AL. Sambil menamatkan SMP dan meneruskan ke SMA, ia sempat mengambil latihan Korps Komando dan pendidikan navigasi di Polandia. Perjalanan kariernya ini memang akhirnya mengorbankan pendidikan formalnya: ia tidak sampai menyelesaikan SMA.
Toh, semuanya itu tidak menghambat karier kemiliteran Romli. Dengan mulai menyandang pangkat letnan muda, Romli melaut mengikuti antara lain KRI Amahai, KRI Tenggiri, KRI Rajawali, KRI Banteng. Setelah naik ke darat, 1961, ia menjadi ketua staf Kodamar II. Pernah menjadi caretaker Ampera Lines, 1968, dua tahun kemudian ia menjabat Asisten II KSAL merangkap Asisten II Komstralaga. Saat itu, ia sudah menyandang pangkat laksamana muda.Dengan pangkat laksamana madya 1973, Romli menjadi deputi KSAL. Kemudian, Kepala Staf Operasi Departemen Hankam, menjelang jabatannya selaku orang pertama di jajaran TNI-AL.
Dengan pembawaan yang tenang, Romli seperti tidak percaya ketika diangkat sebagai KSAL. Ia, konon, sempat berkomentar, "Apa ya? Apa tidak ada orang lain yang lebih pantas?"
Masa jabatannya sebagai KSAL bertepatan dengan priode diberlakukannya UU No. 20/1982 dan Konvensi Hukum Laut di Jamaika. Dengan berlakunya undang-undang tentang pokok-pokok pertahanan keamanan RI dan Konvensi Hukum Laut itu, kata Romli, "Tugas TNI-AL semakin luas dan semakin berat, di bidang pembinaan maupun tugas-tugas keamanan."
Pada masa jabatan Romli jugalah terjadi reorganisasi TNI-AL, sejalan dengan reorganisasi ABRI secara keseluruhan. Armada RI yang selama bertahun-tahun berpangkalan di Ujung, Surabaya, dipecah menjadi dua. Armada Kawasan Timur dengan dermaga Ujung sebagai pangkalan sementara, dan Armada Kawasan Barat yang pangkalannya di Teluk Ratai, pantai barat Sumatera. Sementara itu, Markas Komando Daerah Angkatan Laut yang berjumlah delapan dan terletak di beberapa ibu kota provinsi dilikuidasi, selanjutnya dijadikan pangkalan pendukung Armada Kawasan.
Ia pemegang sejumlah bintang, di antaranya dari Kepala Staf Angkatan Perang Filipina berupa Legium Kehormatan Perwira Tinggi, salah satu bintang kehormatan tinggi di negara itu, yang diterima Romli akhir tahun 1984.
|