Nama : MOCHTAR RIADY
Lahir : Malang, Jawa Timur, 12 Mei 1929
Agama : Protestan
Pendidikan : - Fu Wung High School, Surabaya
- The Eastern College, Universitas Nanking, Cina
Karir : - Direktur Nan Yang Store
- Direktur PT Trio Timur
- Direktur PT Pelayaran Damai
- Direktur Bank Kemakmuran
- Direktur PT Malinggut
- Presdir PT Maskapai Asuransi Independent
- Presdir Pan Indonesia Bank (1971-1975)
- Direktur PT Multicor
- Chairman Lippo Indah Trading Ltd.
- Chairman Lippo Mulia
- Anggota Komisaris Panin Bank ; pemegang saham di Worthen Bankir Corporation, AS
- Dirut Bank Central Asia (sekarang)
Kegiatan Lain : - President Lions Club Jakarta Kota (1976)
- Wakil Ketua Perbanas
- Ketua Kompartemen Jasa Keuangan Perbankan dan Asuransi Kadin Indonesia (1985 -- sekarang)
Alamat Rumah : Jalan Mangunsarkoro 16, Kapling 34, Jakarta Pusat
Alamat Kantor : Bank Central Asia Jalan Asemka 27-30, Jakarta Barat Telp: 671771
|
|
MOCHTAR RIADY
Hampir sepuluh tahun lalu, Mochtar mencengangkan orang ketika berniat membeli saham National Bank of Georgia (NBG). Kini, ia membuat kejutan lagi. Sebagai Dirut Bank Central Asia (BCA), ia membuka cabang baru di New York, AS. BCA menjadi bank swasta pertama Indonesia yang memperlihatkan kemampuannya menjangkau kegiatan bisnis di pusat moneter dunia itu.
Sudah tujuh tahun ia merencanakan pendirian cabang BCA itu. Ia melihat Amerika potensial bagi pemasaran barang Indonesia. "BCA di sana berfungsi menjembatani pengusaha Indonesia dengan pengusaha setempat," katanya.
Bankir ini masuk BCA pada 1975. Sebelumnya, ia pernah bekerja di Bank Kemakmuran, Bank Buana, dan Panin Bank. Punya andil besar dalam memajukan bank-bank tersebut, kini ia masih menjabat komisaris pada Panin Bank.
Pemilik 17,5% saham di BCA, Mochtar masih mempunyai 14,4% saham pada Worthen Bankir Corp., di negara Bagian Arkansas. Ia pernah diberitakan menderita kerugian Rp 10 milyar melalui bank tersebut. Tetapi, "Jumlah itu kecil, dan tidak saya tanggung sendiri," katanya. Memang, aset bank itu mencapai US$ 2,6 milyar.Sebagai bankir dan pengusaha, ia diperhitungkan baik di dalam maupun di luar negeri. Universitas Harvard, pada medio 1984 mengundangnya menghadiri pertemuan para ahli ekonomi dan pengusaha-pengusaha terkemuka di negeri Paman Sam itu. Satu- satunya wakil Asia, ia menilai "Sekarang sedang terjadi perubahan struktur perdagangan internasional," melalui makalahnya berjudul Future Development and Trends in Banking in the Pacific Basin.
Ketika pecah perang kemerdekaan, Mochtar turut berjuang di Jawa Timur. Pernah ditangkap Belanda karena menentang pembentukan Negara Indonesia Timur, ia sempat ditahan di penjara Lowokwaru, Malang. Kemudian, ia dibuang ke Cina. "Saya sempat belajar filsafat di Universitas Nanking," katanya. Lewat Hong Kong, ia akhirnya pulang lagi ke Indonesia.
Ia berpendapat, untuk menyumbang pembangunan, perbankan swasta dapat memobilisir dana masyarakat dan menyalurkannya kembali lewat koperasi. "Koperasi adalah kumpulan kekuatan manusia," katanya.
Lalu, dengan gampang ia mulai menghitung. Sekitar 50% dari 160 juta penduduk Indonesia adalah petani. Merupakan potensi besar, "Kalau setiap orang per tahun mampu meningkatkan pendapatan 100 dolar, jumlahnya berarti 8 milyar dolar. Sudah sepertiga dari angka APBN 85w86," katanya.
Namun, ayah enam anak ini segera menyadari, petani dimaksud hanyalah buruh penggarap. "Ironis dan tidak fair memang. Hidup bergantung dari tanah, tetapi tidak punya tanah," katanya.
|